PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II
PERSPEKTIF
ISLAM TERHADAP KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................
2.1 Kebersihan Diri dan Lingkungan Secara Umum.................................................................
2.1.1 Kebersihan Diri (Personal
Hygiene)................................................................................
2.1.2 Kebersihan Lingkungan....................................................................................................
2.2 Kebersihan Diri dan Lingkungan dalam Islam....................................................................
2.2.1 Pengertian Kebersihan Diri dalam Islam..........................................................................
2.2.2 Pengertian Kebersihan Lingkungan dalam Islam.............................................................
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................
3.1 Pokok Ajaran Islam terhadap Kebersihan Lingkungan......................................................
3.2 Pokok Ajaran Islam terhadap Kebersihan Diri...................................................................
3.3 Kondisi Lingkungan Indonesia Saat Ini.............................................................................
3.4 Pandangan Al-Quran dan Hadits Mengenai Masalah Lingkungan di Indonesia..............
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................
4.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat keimanan seseorang sering
dikaitkan dengan kebersihan pribadi suatu individu (Personal Hygiene). Hal tersebut berdampingan karena salah satu
syarat sah diterimanya suatu ibadah kita adalah suci. Suci dapat diartikan
sebagai terhindarnya tubuh dari segala macam najis. Kebersihan Diri (Personal Hygiene) adalah cara perawatan
diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah 38 kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008). Selain menjaga keimanan
untuk diterima ibadahnya, kebersihan pribadi(Personal Hygiene) juga dikaitkan
dengan upaya menjaga Kesehatan individu dari segala macam bentuk penyakit dalam
tubuh. Makalah dengan judul “Perspektif Islam Terhadap Kebersihan Diri dan
Lingkungan” kami susun untuk memberikan pandangan terkait kebersihan diri
dengan Kesehatan pribadi yang terintegrasi serta memberikan edukasi kepada
pembaca.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa keterkaitan Kebersihan Diri(personal hygine) dan lingkungan dalam
Islam?
2. Bagaimana islam mengajarkan tentang
kebersihan diri (personal hygine)?
3. Mengapa kebersihan diri (personal hygine) diajarkan dalam islam?
1.3 Tujuan
1. Memahami gambaran secara jelas
tentang kebersihan diri (personal hygine) dan lingkungan dalam
Islam
2. Mengetahui contoh gambaran hasil
(output) dari terjaganya kebersihan diri dan lingkungan.
3. Memahami informasi mengenai latarbelakang
kewajiban menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
4. Untuk mengetahui aspek pandangan
islam mengenai menjaga kebersihan yang dianjurkan agama islam dalam proyeksi
kehidupan saat ini.
1.4 Manfaat
1. Sebagai orientasi petunjuk teknis
yang baik dan benar dalam menjaga kebersihan diri yang sesuai dan dianjurkan
dalam ajaran islam
2. Untuk mengetahui manfaat menjaga
kebersihan diri dan lingkungan baik secara sudut pandang Kesehatan dan agama
islam
3. Sarana edukasi dan pembelajaran yang
sesuai dengan ajaran islam tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebersihan Diri dan Lingkungan Secara Umum
2.1.1 Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Kebersihan Diri (Personal Hygiene) merupakan perawatan
diri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik
secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat
dari penampilan yang bersih dan rapi serta upaya yang dilakukan seseorang untuk
menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013)
Personal Hygiene berasal dari bahasa
Yunani, berasal dari kata personal yang artinya perorangan, dan hygiene berarti
sehat. Dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Isro'in dan Andarmoyo,2012)
Kebersihan Diri (Personal Hygiene) merupakan kebersihan
diri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik
secara fisik maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam
mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko
seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan
kebersihan diri yang buruk (Haswita,2017)
Kebersihan Diri (Personal Hygiene) adalah cara perawatan
diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah 38 kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).
Tujuan Kebersihan Diri (Personal
Hygiene)
Ada beberapa tujuan dalam kebersihan diri,
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan derajat
kesehatan 4) Pencegahan penyakit
2) Memelihara kebersihan diri 5) Meningkatkan percaya diri
3) Memperbaiki personal hygiene 6)
Menciptakan keindahan
Sementara itu Tarwoto dan Wartonah
(2004), menjelaskan tujuan kebersihan diri (personal
hygiene) adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan,
serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya
penyakit pada diri sendiri maupun terhadap orang lainnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri
Sikap seseorang melakukan kebersihan
diri (personal hygiene) dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:
1) Citra tubuh (body image)
Penampilan
umum dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2) Praktik sosial
Kelompok-kelompok
sosial wadah seorang pelayan berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene
pribadi. Praktik personal hygiene
pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka
tinggal di panti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya
yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri,
karena mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
3) Status sosial ekonomi
Sumber
daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Dalam melakukan perawatan
atau kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
4) Pengetahuan
Pentingnya
hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Walaupun
demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup. Seseorang juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan diri. Misalnya pada pasien penderita Diabetes
Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5) Kebudayaan
Kepercayaan,
kebudayaan seseorang dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan diri. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.
Di Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan dan kondisi fisik
seseorang
Setiap
orang memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Pada keadaan sakit, tentu kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Macam-Macam Kebersihan Diri (Personal Hygiene) :
a.
Kebersihan / Perawatan Kulit
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh
dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari
luar, perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit, dan sebagai pelindung
cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulit
rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Perawatan kulit dilakukan dengan
cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan air yang bersih. Perawatan
kulit merupakan keharusan yang mendasar. Kulit yang sehat yaitu kulit yang
selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur
(fleksibel).
b.
Kebersihan / Perawatan Mulut dan Gigi
Mulut serta lidah dan gigi merupakan
sebagian dari alat pencerna makanan. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti zat kapur, makanan dalam
bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan
dan kebersihan gigi dan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang
terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari
yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan
benar maka plak yang ada pada gigi akan hilang.
c.
Kebersihan / Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan
seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan
bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak
terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Untuk perawatan
rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara salah satunya adalah cara pencucian
rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena
itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut
adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampo dipandang cukup apabila
dilakukan dua kali dalam seminggu. Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok
dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan
berkutu.
d.
Kebersihan / Perawatan Telinga, Mata, dan Hidung
Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi
telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih untuk mendengar
jelas dan telinga bagian luar selalu bersih. Pembersihan mata biasanya
dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang
dilembabkan ke dalam air. Seseorang biasanya mengangkat sekresi hidung secara
lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut.
e.
Kebersihan / Perawatan Kaki dan Kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Oleh
sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan
dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
f.
Kebersihan / Perawatan Genetalia
Kebersihan/perawatan genetalia
perempuan adalah pada eksterna yang terdiri atas mons veneris, labia mayora,
labia minora, klitoris, uretra, vagina, perineum dan anus. Sedangkan pada
laki-laki pada daerah ujung penis untuk mencegah penumpukan sisa urine.
2.1.2 Kebersihan Lingkungan
Kebersihan sangat erat hubungannya
dengan kesehatan. Kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama
terwujudnya hidup yang bersih, sehat, dan nyaman terhindar dari berbagai macam
penyakit sangat diinginkan oleh setiap orang. Kebersihan berasal dari kata
bersih yang artinya yaitu bebas dari kotoran, 3 sedangkan kebersihan yaitu
keadaan yang menurut akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung
noda atau kotoran. Istilah lingkungan, sebagai ungkapan singkat dari lingkungan
hidup merupakan alih bahasa dari istilah asing environment (Inggris) dan
al-bi'ah (Arab).
Lingkungan sekitar memang merupakan
faktor yang penting untuk diperhatikan karena jika tidak diperhatikan mungkin
akan menyebabkan dampak yang tidak baik dan mungkin tidak diinginkan oleh
masyarakat. Keadaan lingkungan sekitar juga bisa berpengaruh terhadap pola
pikir dan tingkah laku kita dimana jika kita berada dilingkungan yang cukup
baik pasti dampak yang akan kita terima pun cukup baik juga positif, sebaliknya
jika kita lingkungan kita bukan termasuk lingkungan yang baik dampak yang
diterima pun juga kurang baik Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tentunya
memberi dampak yang sangat baik yang pastinya berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari, seperti :
1.
Terhindar dari penyakit yang
disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
2.
Lingkungan menjadi lebih sejuk
3.
Bebas dari polusi udara
4.
Air menjadi lebih bersih dan aman
untuk diminum
5.
Lebih tenang dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari
6.
Lingkungan sehat berkaitan dengan
kesehatan mental
7.
Lingkungan sehat lebih nyaman
untuk ditinggali
Udara yang bersih, air yang bersih,
banyaknya ruang hijau dan sanitasi dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Meningkatkan kualitas hidup tentu akan membuat seseorang terhindar dari
penyakit mental. Semakin kita menjaganya semakin nyaman untuk dipandang.
Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggung jawab akan
kebersihan lingkungan, karena hal itu harus dibiasakan sejak dini.
Banyak sampah yang sering kita temui
di masing masing daerah sekitar rumah yang mana bila dibuang dengan cara
ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang tidak baik dan berbahaya
bagi kesehatan manusia. Banyaknya masyarakat yang malas membuang sampah pada
tempatnya membuat sampah itu berserakan dimana mana. Meskipun sudah disediakan
pengangkut sampah keliling namun sampah yang dibuang masyarakat secara
sembarangan itu tetap masih menumpuk sehingga membuat keadaan lingkungan
sekitar menjadi tidak bersih, kotor, kumuh bahkan kadang sampai terdapat banyak
lalat yang mengelilingi sampah itu.
Dengan banyaknya sampah di
lingkungan sekitar yang menimbulkan berbagai macam penyakit karena udaranya
yang tidak baik. Seperti pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya
mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu dan gas gas beracun. Pembakaran sampah
dapat meningkatkan karbon dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen monoksida.
Selain itu banyaknya sampah yang ditumpuk disaat musim hujan akan menimbulkan
wabah muntaber/diare. Sampah juga bisa mendatangkan banyak tikus dan serangga
yang bisa menimbulkan penyakit seperti penyakit pada pencernaan. Selain itu hal
yang umum terjadi juga karena banyaknya sampah ialah banjir.
2.2 Kebersihan Diri(personal
hygine) dan lingkungan dalam Islam
2.2.1 Pengertian Kebersihan diri dalam Islam
Kebersihan dalam Islam memiliki istilah
yang biasanya disebut Thaharah (bersuci). Sedangkan, kebersihan menurut bahasa
memiliki arti bebas dari berbagai kotoran, baik yang bersifat hissyiyah
(nyata), seperti najis berupa air seni dan sejenisnya. Selain itu, ada juga
yang bersifat maknawiyah, dalam hal ini seperti perbuatan maksiat maupun aib
dalam diri(Al-Faridy, 2009: 3). Kebersihan itu sendiri telah dijelaskan dalam
Al-quran yaitu Q.S. Al-Baqarah ayat 222 yang dimana meiliki arti, “
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan ia mencintai
orang-orang yang suci (bersih, baik dari jasmani maupun rohani)”. (Terjemah Q.S
al-Baqarah : 222) Berdasarkan Q.S
al-Baqarah ayat 222 menjelaskan bahwa Allah SWT mencintai orang-orang yang
melakukan kebersihan baik jasmani maupun rohani.
Kebersihan diri (personal hygine) merupakan salah satu
bentuk bagaimana diri sendiri ini bisa menjaga tubuh agar terbebas dari segala
macam kotoran, seperti najis. Sesuai dengan yang diriwayatkat dari Aisyah RA,
Rasulullah bersabda: "Islam itu agama yang bersih, maka hendaklah kamu menjadi
orang yang bersih. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang
yang bersih (HR Thabrani). Salah satu yang paling sering kita lakukan dalam
kebersihan diri dalam Islam adalah berwudhu. Wudhu merupakan salah satu syarat
wajib sebelum kita melaksanakan ibadah kepada Allah SWT yaitu shalat. Dalam
Al-quran berwudhu memiliki tujuan agar seluruh tubuh kita dari tangan, kuku,
hidung, wajah, rambut, telinga, hingga kaki tubuh kita menjadi bersih dan jauh
dari najis. Selain itu, dalam personal hygine dalam Islam juga memiliki contoh
yang juga telah didefiniskan dalam Al-quran seperti memotong kuku saat hari
Jumat, agar kita terhindar dari najis, kemudian bagi laki-laki diharapkan untuk
mandi sebelum pergi ke masjid menunaikan shalat Jumat, kemudian saat wanita
menstruasi atau lelaki mimpi basah juga diwajibkan untuk melakukan mandi wajib.
Hal-hal tersebut itulah sebagai gambaran Al-quran memberikan penjelasan
seberapa pentingnya personal hygine
untuk kehidupan manusia.
2.2.2 Pengertian Kebersihan Lingkungan dalam Islam
Islam
merupakan satu-satunya agama yang banyak mendiskusikan tentang alam,
pemanfaatan dan pemeliharaan, serta bentuk dari sanksi dari merusak dan
mencemari lingkungan. Kebersihan lingkungan merupakan bentuk dari thaharah
(bersuci) dari kotoran maupun najis berupa air seni dan selainnya . Secara
bahasa kebersihan lingkungan disebut At-Thahir yang bermakna Tanzhif
(membersihkan), atau pembersihan pada tempat yang terkotori. Kebersihan
lingkungan sendiri identik dengan
kesucian, dan keindahan yang dimana merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah
SWT. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, tentu mendapatkan
nilai dihadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain, kotor, jorok, sampah
berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak disukai oleh
Allah SWT. Hadits sahih dari Nabi SAW yang mirip dengan kalimat ”Kebersihan
sebagian dari iman”. Hadits itu adalah sabda Nabi SAW yang
berbunyi,”Ath-thahuuru syatrul iimaan” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi).
Nurcholish Madjid, ilmuwan Muslim asal Indonesia menjelaskan
bahwa alam semesta yang diciptakan Allah dengan haq, tidak diciptakan secara
main-main(la’ab) dan tidak pula
secara palsu (bathil) karena
bereksistensi secara benar dan nyata. Dalam hal tersebut memberikan perenungan
bahwa segala hal yang ada dibumi ini haruslah dijaga kebersihan dan
kesuciannya, karena bumi ini baik dari mana saja kita berhadap itulah tempat
kita mencari ladang pahala atau beribadah. Majid menyatakan bahwa semua yang
ada didunia ini berasal dari Dia Sang Maha satu yaitu Allah SWT, dan manusia
diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Dalam hal tersebut sudah
selayaknya manusia menjaga kebersihan lingkungan bumi ini.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pokok Ajaran Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan
Imam al-Ghazali mengemukakan di
dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa thaharah
atau bersuci mempunyai empat tingkatan. Pertama, membersihkan anggota-anggota
lahiriah dari hadas, najis-najis atau kotoran-kotoran serta
benda-bendakelebihan yang tidak diperlukan. Kedua, membersihkanhati dan sifat
tercela. Ketiga, membersihkanrahasia bathiniah dari sesuatu yang selain
daripada Allah, dan ini adalah thaharah-nya para nabi dan shiddiqin (Bahar,
2012).
Secara bahasa, bersih adalah upaya
manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor (Yasyin,
1995). Islam menghendaki dari umatnya kebersihan yang menyeluruh. Dengan
kebersihan yang menyeluruh itu, diharapkan akan terwujud kehidupan manusia,
individu, dan masyarakat yang selamat, sehat, bahagia dan sejahtera lahir dan
batin (indoskripsi.com). Sesuai ajaran Islam, terdapat
beberapa aspek kebersihan, sebagai berikut:
1. Kebersihan rohani.
Ajaran kebersihan mendasaradalah
menyangkut kebersihan rohani, yaitu menjaga jiwa dan hati dari syirik dan
maksiat atau perbuatan-perbuatan dosa yang menjadikankotornya jiwa.
2. Kebersihan badan.
Kebersihan badan dan jasmani
merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kebersihan rohani, kebersihan badan
yaitu menjaga diri dari hadats dan najis.
3. Kebersihan tempat.
Ajaran kebersihan jugamenyangkut
kebersihan tempat kita melaksanakan ibadah atau sarana peribadatan. Masjid
sebagai tempat suci. Kaum muslimin melakukan ibadah harus dipelihara kesucian
dan kebersihannya karena ibadah shalat tidak sah hukumnya jika dikerjakan di
tempat yang tidak bersih atau kotor.
4. Kebersihan pakaian.
Kebersihan pakaian dipandang penting
dalam agama, mengingat pakaian melekat pada badan yang berfungsi menutup aurat,
melindungi badan dari kotoran dan penyakit, serta memperindah badan, makna
ajaran Islam menyatukan antara kebersihan badan dan kebersihan pakaian.
5. Kebersihan makanan.
Ajaran Islam tentangkebersihan
makanan menyatukan aspekkebersihan dari segi kesehatan dan kebersihandalam arti
makanan yang halal. Makanan yang halal adalah makan yang dibolehkan oleh
agama(tidak diharamkan), sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang
memenuhi syaratsyaratkesehatan, termasuk makanan yang bersih, bergizi dan
berprotein.
6. Kebersihan lingkungan.
Ajaran Islam memandang penting
kebersihan lingkungan hidup, menghindarkan pencemaran dari limbah dan sampah.
7. Kebersihan dalam rumah tangga.
Ajaran Islam tentang kebersihan juga
menyangkut kebersihan rumah tangga, baik mengenai tempat tinggal,maupun soal
hubungan antara anggota keluarga khususnya suami – istri.
8. Kebersihan harta.
Ajaran Islam tentang kebersihan juga
meliputi tentang kebersihanharta, karena di dalam harta terdapat hak Allahdan
harta orang lain. Cara membersihkan harta adalah dengan membayar zakat harta,
zakat fitrah, infaq dan sedekah.
Orang yang membersihkan diri atau
mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya di dalam
surat al-Baqarah ayat 222, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri.” (QS. al-Baqarah
[2]: 222) Sementara itu, di dalam kitab-kitab fiqih , masalah yang berkaitan
dengan kebersihan disebut “thaharah”.
Ath-Thaharah secara etimologi berarti “kebersihan”. Kebersihan menurut syariat
mencakup kebersihan badan, busana, dan tempat. Makna ``thaharah” mencakup aspek
bersih lahir dan bersih batin. Bersih lahir artinya terhindar (terlepas) dari
segala kotoran, hadas, dan najis. Sementara itu, bersih batin artinya terhindar
dari sikap dan sifat tercela (Ali, 2007).
Lingkungan memiliki definisi sebagai
suatu kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup). Sedangkan menurut Otto
Soemarwoto, lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam
ruang yang kita tempati yang memengaruhi kehidupan manusia. Kebersihan
lingkungan dapat mewujudkan hidup bersih, sehat, aman, dan nyaman serta
terhindar dari berbagai macam penyakit.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan
mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air limbah, dan sanitasi tempat-tempat umum
(Adam, dkk., 2018).
Jika dipelajari lebih dalam,
kebersihan lingkungan yang sesuai dengan ajaran Islam:
1. Mengambil peran utama sebagai
pengelola dan pelestari lingkungan.
Allah SWT berfirman dalam QS Ar Rum
ayat 9,
Artinya: “Dan apakah mereka tidak
mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang
diderita) oleh orang-orang sebelum mereka. orang-orang itu adalah lebih kuat
dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya
lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada
mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah
sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri.”
Ayat ini memperingatkan manusia
untuk selalu menjaga perbuatannya terhadap lingkungan agar tidak terkena azab
atau bencana dari Allah SWT. Umat manusia dilarang untuk mendustakan nikmat
kehidupan yang telah diberi Allah SWT berupa air, udara, tanah, dan sebagainya
dan umat manusia senantiasa harus kelestariannya.
2. Tidak berbuat kerusakan terhadap
lingkungan.
Q.S Al Qashash ayat 77 menjelaskan
peringatan Allah SWT tentang larangan merusak lingkungan,
Artinya: “Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
Umat manusia dilarang untuk memiliki
tujuan atau pekerjaan yang berpotensi untuk merusak bumi dan umat manusia
dilarang keras untuk berbuat jahat terhadap makhluk ciptaan Allah SWT. Karena,
Allah SWT telah menganugerahi nikmat yang luas dan sudah seharusnya umat
manusia menggunakan hartanya untuk bekal ketaatan kepada Allah SWT dan
mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai amal sehingga pahala
akan diperoleh di dunia dan akhirat.
3. Bersikap ramah terhadap lingkungan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Hud
ayat 117,
Artinya: “Dan Tuhanmu sekali-kali
tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya
orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan
bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jika penduduk negeri itu masih
berbuat kebaikan dan tidak berbuat zalim seperti kejahatan terhadap
ciptaan-Nya, membuat kerusakan lingkungan, eksploitasi lingkungan, dan
sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tiga ayat tersebut,
kebersihan lingkungan yang telah dicontohkan dan diajarkan dalam Islam menjadi
pedoman kehidupan manusia dan menjadi bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Lingkungan atau tempat tinggal menjadi nyaman untuk dihuni, terhindar dari
penyakit, dan bebas polusi udara. Selain itu, kebersihan lingkungan dan menjaga
lingkungan dapat mencegah terjadinya bencana-bencana besar yang disebabkan oleh
manusia sendiri.
3.2 Pokok Ajaran Islam Terhadap Kebersihan Diri
Kebersihan diri adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh
kesejahteraan fisik dan psikologis. Kebersihan diri sangat penting di
dalam ajaran agama Islam karena merupakan bagian dari kesempurnaan nikmat yang
diberikan Allah kepada hamba-Nya. Kebersihan diri merupakan modal supaya dapat
hidup sehat, dimana kesehatan merupakan nikmat yang tidak ternilai harganya.
Dalam agama Islam kebersihan dan kesucian mendapatkan perhatian yang lebih,
sehingga umat Islam dianjurkan untuk hidup bersih. Dalam Hadist disebutkan bahwa,
“Islam itu agama yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih,
sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” (H.R.
Tobroni).
Kebersihan
dan kesucian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Dalam
hadits Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi disebutkan,
الطُّهُورُ
شَطْرُ الْإِيمَانِ
Artinya:
"Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman." (HR. Ahmad, Muslim,
dan Tirmidzi)
Oleh
karena itu, orang yang tidak menjaga kebersihan dan kesucian sama dengan telah
mengabaikan setengah keimanannya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa orang yang
tidak menjaga kebersihan diri termasuk orang yang belum beriman secara
keseluruhan.
Seluruh
umat Islam dituntut untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri baik dari hadast
maupun najis, terutama ketika akan beribadah. Ketika akan mengerjakan shalat,
umat Islam diwajibkan untuk mensucikan diri dengan berwudhu dan apabila tidak
ada air dapat dilakukan dengan bertayamum. Allah SWT berfirman dalam QS.
Al-Maidah ayat 6,
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.”
Umat Islam diajarkan untuk menjaga kebersihan kulit karena
kulit merupakan bagian terluar tubuh. Kulit harus dibersihkan dan dirawat
dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan air yang bersih.
Kita juga harus menjaga kebersihan kulit kepala dengan mencuci rambut secara
teratur. Di samping selalu dibersihkan, rambut juga harus disisir supaya rapi.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan bahwa, “Siapa yang
mempunyai rambut, hendaklah meliaknya (menyisirnya)”.
Kebersihan kuku juga perlu diperhatikan walaupun kuku
hanya bagian kecil dari tubuh, akan tetapi kuku sangat mempengaruhi kesehatan.
Kuku merupakan tempat berkembangnya bibit penyakit. Oleh karena itu, memotong
kuku merupakan salah satu cara menjaga kebersihan diri. Rasulullah SAW
bersabda, “Potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk (bersembunyi) di bawah kukumu yang panjang.” (HR. Ahmad).
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Fitrah ada lima atau lima perkara dari fitrah;
berkhitan, menghabiskan bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan
menipiskan kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kebersihan diri dapat dilakukan dengan cara mencuci
tangan. Mencuci tangan dengan sabun dinilai efektif untuk menghilangkan
kotoran, bakteri, dan virus. Umat Islam dianjurkan untuk mencuci tangan, baik
saat wudhu, sebelum makan, sesudah makan, hingga sesudah bangun tidur. Saat tidur, seseorang tidak
menyadari apa yang disentuhnya, sehingga ketika bangun tidur dianjurkan untuk
mencuci tangan terlebih dahulu. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Apabila salah seorang di antara kamu bangun dari tidur, maka janganlah
memasukan tanganmu ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali. Maka
sesungguhnya ia tidak tahu kemana tangannya itu pada waktu ia tidur.” (HR. Al
Bukhari dan Muslim).
Islam juga mengajarkan umatnya untuk menjaga kebersihan mulut
dan gigi. Gigi dan mulut merupakan organ yang membantu proses mencerna makanan.
Apabila gigi tidak diperhatikan kebersihannya, maka sisa makanan yang masih
tertinggal di sela-sela gigi akan membusuk, menimbulkan bau yang tidak sedap,
dan gigi akan mudah mengalami kerusakan. Berikut ini adalah hadist yang berisi
anjuran untuk membersihkan gigi dan mulut :
“Sekiranya tidak memberatkan atas umatku, maka aku
perintahkan atas mereka bersiwak bersama dengan wudhu.” (HR. Imam Malik)
“Siwak adalah pembersih mulut dan diridai Allah.” (HR.
Bukhari)
“Cungkillah, bersihkan gigimu dari sisa-sisa makanan,
karena perbuatan seperti itu merupakan kebersihan dan kebersihan bersama dengan
keimanan, dan keimanan menyertai orangnya di dalam surga.” (HR. Imam thabram)
Selain dengan menjaga kebersihan tubuh, kebersihan diri
dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pakaian. Kebersihan pakaian akan
mempengaruhi kesehatan kulit karena beberapa penyakit kulit dapat ditularkan
melalui pakaian. Allah SWT berfirman,
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS.
al-A’raaf/7: 31)
Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah”(QS.
Al-Muddassir/74:4).
Manfaat
menjaga kebersihan diri dalam ajaran Islam
1.
Untuk
memenuhi syarat sah shalat.
Seperti yang telah diketahui bahwa shalat yang sah harus
dalam keadaan yang bersih dan suci dengan berwudhu, dan pakaian yang digunakan
harus suci bebas dari najis maupun hadast. Berikut ini adalah hadist yang
berkaitan dengan manfaat kebersihan diri sebelum mengerjakan shalat :
"Allah tidak akan menerima shalat tanpa
bersuci." (HR. Muslim).
"Allah tidak akan menerima shalat orang yang
berhadats hingga dia berwudhu." (Muttafaqun 'alaih)
2.
Untuk
mendapatkan pahala karena telah melaksanakan kewajiban maupun sunnah.
Dari Aisyah r.a, Rosululloh SAW bersabda : Islam itu agama
yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak
akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R.Tobroni).
3.3
Kondisi Lingkungan Indonesia Saat Ini
Masalah lingkungan hidup semakin menjadi kesadaran publik.
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya diskusi publik tentang hal ini.
Negara juga semakin aktif membuat perjanjian dan peraturan antar negara untuk
mengatasi berbagai permasalahan
Berikut adalah masalah lingkungan hidup di Indonesia dan
dunia beserta penyebabnya. Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak
dicari solusi, maka keberlanjutan kehidupan manusia di bumi akan
mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan alam menjadi sumber pemenuhan segala kebutuhan
hidup manusia, yaitu penyedia udara, air, makanan, obat-obatan, estetika, dan
lainnya. Kerusakan alam berarti sama dengan daya dukung kehidupan manusia.
Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat ini secara
lengkap adalah sebagai berikut:
1. Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau
pencemaran lingkungan hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu
jutaan tahun agar dapat normal kembali. Sektor Industri dan asap kendaraan
bermotor adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan plastik
beracun bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi
air disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain
pihak, pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang dikeluarkan
oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan bakar fosil;
pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang merusak unsur
hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
2. Perubahan iklim
Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim
seperti pemanasan global adalah hasil dari praktik manusia seperti emisi gas
rumah kaca. Pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan
bumi sehingga menyebabkan mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan air
laut. Ia juga mengubah pola alami musim dan curah hujan seperti banjir bandang,
salju berlebihan atau penggurunan. Akibat perubahan cuaca tersebut, produksi
pertanian sering mengalami gagal panen dan memperbesar peluang terjadinya
kebakaran hutan akibat terjadinya musim kering berkepanjangan.
3. Populasi
Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat
yang tidak berkelanjutan karena menghadapi kekurangan sumber daya seperti air,
bahan bakar dan makanan. Ledakan populasi di negara-negara maju dan berkembang
yang terus menyebabkan semakin langkanya sumber daya. Pertanian intensif yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan dengan menggunakan pestisida
justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan itu berupa menurunnya
kualitas tanah dan kesehatan manusia.
4. Penipisan sumber daya alam
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi
bertanggung jawab menciptakan pemanasan global dan perubahan iklim. Secara
global, mulai banyak fihak yang mulai beralih menggunakan sumber daya
terbarukan, seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang
diterapkan oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan
fasilitas teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi
dalam jangka panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan
tidak terbarukan.
5. Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah
pembuangan limbah. Hal ini terutama limbah plastik dan sampah perkotaan seperti
di Kali Ciliwung di Jakarta atau kota-kota di Indonesia. Selain limbah rumah
tangga, limbah dari sektor industri yang sering dibuang ke sungai juga
menyebabkan ikan-ikan mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal
sungai-sungai ini penting bagi ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok
sumber makanan bagi masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan
pencemaran laut di indonesia dan merusak ekosistem laut, sumber perikanan.
Tidak kalah penting adalah pembuangan limbah nuklir. Pembuangan limbah nuklir
memiliki bahaya kesehatan yang luar biasa, terutama akibat radiasi. Plastik,
makanan cepat saji, kemasan dan limbah elektronik murah mengancam kesejahteraan
manusia. Pembuangan limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang
mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar
6. Kepunahan keanekaragaman hayati
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan
habitat serta hilangnya keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang
tidak berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, seperti perburuan
telur penyu atau kura-kura indonesia yang menyebabkan kura-kura sungai punah.
Punahnya spesies berarti punahnya sumber pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk stabil dan mendukung
kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada populasi spesies yang
punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu. Kerusakan terumbu karang
di berbagai lautan, yang mendukung kehidupan laut yang kaya, menyebabkan
ketersediaan ikan di lautan berkurang. Padahal populasi manusia semakin
bertambah.
7. Deforestasi atau penggundulan hutan
Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah
deforestasi. Pembukaan hutan untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama
sawit, menyebabkan pelepasan karbon ke bumi sehingga meningkatkan perubahan
suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan menyerap racun karbon dioksida
hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen, membantu menciptakan
hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang penting untuk mendukung
bagi kehidupan manudia, hancur digantikan tanaman monokulutur. Padahal tanaman
monokultur tidak akan mampu berperan seperti hutan di dalam mendukung pemenuhan
kebutuhan hidup manusia.
8. Fenomena pengasaman laut
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas
Karbon Dioksida (CO2). Dua puluh lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh
manusia. Keasaman laut telah meningkat dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun
2100, mungkin meningkat sekitar 150%. Demikian menurut situs global change.
Dampak utama adalah pada punahnya kerang dan plankton, sumber makanan ikan.
Jika ikan kehilangan makanan, apa yang akan terjadi pada manusia?
9. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak
terlihat yang menutupi planet bumi, melindungi kita dari radiasi sinar matahari
yang berbahaya. Penipisan lapisan Ozon diperkirakan disebabkan oleh polusi yang
disebabkan oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di Chloro-floro karbon
(CFC). Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian atas, mereka menyebabkan
lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika. CFC kini
dilarang di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon penting bagi
manusia karena mencegah radiasi Ultraviolet (UV) yang berbahaya jika mencapai
bumi. Ini wajib menjadi perhatian.
10. Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di
atmosfer. Hujan asam dapat disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau
akibat meletusnya gunung berapi atau membusuknya vegetasi yang melepaskan
sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam merupakan
permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada kesehatan manusia,
satwa liar dan spesies air.
11. Rekayasa genetika
Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak
dihasilkan oleh teknologi rekayasa genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi
genetik makanan menggunakan bioteknologi disebut rekayasa genetika. Modifikasi
genetik dari hasil makanan, secara umum, akan meningkatkan racun dan resiko
penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa yang dimodifikasi dapat
menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta keseimbangan ekosistem.
Kelemahan lain adalah bahwa peningkatan penggunaan racun
untuk membuat tanaman tahan terhadap gangguan serangga atau hama dapat
menyebabkan organisme yang dihasilkan menjadi resisten (kebal) terhadap
antibiotik. Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi rekayasa genetik maka
ini menjadi masalah penting. Cara terbaik dan murah adalah kembali ke teknologi
atau produk organik yaitu tidak menggunakan racun kimia dalam produksi
pertanian atau peternakan sehingga manusia memiliki asupan makanan dan zat gizi
yang sehat.
3.4
Pandangan Al Qur'an Dan Hadits Mengenai Masalah Lingkungan Di Indonesia
Negeri kita tengah mengalami bencana alam yang katastrofal
bagi masa depan seluruh Asia Tenggara, yakni penggundulan hutan tropis
Kalimantan, Sumatra dan lain pulau. Ini bukan permainan alam, tetapi ulah
manusia yang haus akan lahan, entah untuk mencari nafkah hidup yang sangat atau
untuk mengeruk kekayaan maksimal. Asapnya akan segera terbawa, tetapi akibatnya
akan menjadi beban masa depan.
Kemudian isu yang tak kalah menariknya yaitu Global
warming atau yang sering kita sebut pemanasan global. Pemanasan global
berdampak negatif nyata bagi kehidupan ratusan juta warga dunia. Menurut
laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate
Change, salah satu dampaknya adalah suhu pemukaan bumi sepanjang lima tahun
mendatang meningkat plus dampak lanjutan, antara lain kegagalan panen,
kelangkaan air, tenggelamnya daerah pesisir, banjir, dan kekeringan. bagi
Indonesia, fakta kenaikan suhu di beberapa kota besar harus dianggap bukti
mulai berdampaknya perubahan iklim. Hal ini terbukti Indonesia merupakan
penghasil karbon dioksida ke tiga dunia.
Melihat dari fakta-fakta yang ada, maka terbersit dalam
pikiran untuk bagaimana krisis lingkungan yang terjadi menjadi acuan untuk
menilai serta mengoreksi dari aspek al-Qur`an. Al-Qur`an telah menjelaskan
bahwa kerusakan yang ada di muka bumi itu adalah dari tangan-tangan manusia itu
sendiri. Kemudian bagaimana solusi dan langkah yang akan diperbuat untuk
menjaga lingkungan yang merupakan tempat hidup seluruh manusia dalam bumi ini.
Untuk itu penulis hendak menguraikan mengenai krisis lingkungan yang terjadi
pada saat ini dan solusi al-Qur`an untuk menangani atau paling tidak
meminimalisir kerusakan yang ada perspektif al-Qur`an.
Krisis Lingkungan: Sebuah Realita
وَلَا تُفْسِدُوا فِي
الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ
اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
ini, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harap kan dikabulkan. sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik." QS.Al-A'raf:56
Ayat ini menunjukkan bahwa apa yang diberikan Allah kepada
manusia, sesuai dengan ukuran yang diberikan Allah, yang berarti harus
dijaga. Atas dasar kedudukan manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini dengan kewajiban dan tanggung jawabnya
terhadap lingkungan sebagai konsekuensi nikmat yang diberikan Allah Tuhan yang
maha Pengasih dan maha Penyayang kepada manusia, sebagaimana tampak dari ayat
di atas, yang patut disukuri dan dilindungi serta di junjung tinggi manusia
yang perlu meningkatkan kesadaran lingkungan. Tetapi manusia sebagai khalifah
terkadang lupa posisi mereka yang menyebabkan kerusakan yang ada di muka bumi
baik di darat maupun di laut.
1. Pemanasan Global
Badai tornado, dan gelombang laut raksasa kini makin sering muncul di bumi. Penduduk
kota pantai di Amerika dan Eropa kini dilanda kecemasan. Indonesia juga tidak
luput dari berbagai bencana alam yang muncul akibat adanya global warming tersebut. Pesawat penumpang hancur diterjang
badai seperti pesawat Adam Air, kapal laut tenggelam karena tak sanggup menghadapi
terjangan ombak besar, dan orang
di darat ketakutan karena menghadapi topan yang sering menghantam rumah-rumah mereka.
Semua fenomena ini merupakan reaksi alam atas terjadinya pemanasan global.
Manusia di bumi harus membiasakan diri menghadapi perubahan iklim yang ekstrem
dan menghadapi bencana alam yang muncul dari atmosfer bumi.
Berdasarkan sebuah studi 2003-2006, tercatat setiap tahun
telah terjadi pencairan es sebesar 100 miliar ton. kecepatan pencairan es
di kutub utara yaitu Greenland tiga kali lebih cepat ketimbang lima
tahun yang lalu. Barangkali , faktor pencairan es di kutub utara inilah yang
punya kontribusi besar terhadap kenaikan permukaan air laut belakang ini.
Berdasarkan berbagai studi menunjukkan bahwa dalam 20 tahun terakhir kenaikan
air laut makin cepat. Jika kenaikan air terus berlangsung, maka sejumlah negara
kecil di Pasifik dan Atlantik akan tenggelam. Ribuan kota pantai di Asia,
Eropa, dan Amerika akan terendam air laut. Kondisi ini besar kemungkinan tidak
akan kembali seperti semula.
Penyebabnya antara lain adalah industrialisasi yang
tampaknya, dua abad industrialisasi telah merusak keseimbangan kimiawi dan
fisika atmosfer bumi. Miliaran ton CO2 dari pembakaran batu bara, migas kayu
dan berjuta ton gas methan akibat eksplorasi gas bumi atau mengudara di atas
tanah persawahan di Asia telah mengubah
lapisan udara menjadi perangkap panas. Sebuah perangkap raksasa yang
berfungsi seperti `rumah kaca` menyekap
sinar matahari dengan akibat peningkatan suhu bumi. Efek rumah kaca ini akan
bertambah akibat penggunaan gas di seluruh dunia. Gas yang melubangi ozon
sebagai perisai bumi atas sinar ultraviolet, menyebabkan perubahan zona cuaca.
Saat sebagian Afrika mengalami kekeringan, naiknya permukaan laut. Pada saat
yang sama bumi kehilangan 25 hektar lahan subur akibat kerusakan lingkungan.
Penipisan lapisan ozon secara radikal berpeluang
mengakibatkan terkoyaknya lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan lapisan yang
mampu menyerap dan menghalangi radiasi matahari yang paling radikal, yaitu
sinar ultra violet. sinar ultra violet merupakan sinar yang sangat berbahaya
dan membahayakan bagi penghuni bumi.
Permasalahan tersebut ide dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu “jika langit terbelah” dan `jika langit menjadi lemah`. ide
dasar pertama mengandung nilai substansial fenomena terjadinya pemanasan global
yang ditandai antara lain dengan terkoyaknya lapisan ozon. Hanya saja penyebab
lebih lengkap memang belum terlihat. Oleh karena itu, informasi lebih detail
tentang penyebab terjadinya pemanasan global yang bersifat antropogenik perlu
bantuan disiplin ekologi. Secara ekologis, penyebab terjadinya pemanasan global
antara lain karena terjadinya konsentrasi atau penumpukan karbon dioksida,
metana, nitrat, ozon dan CFC. Oleh sebab itu, insan beriman wajib mengemilir
terjadinya konsentrasi gas-gas rumah kaca tersebut. Adapun secara teknis yang
harus dilakukan adalah hemat energi, eliminasi emisi CO2, nitrat, metana dan
CFC, sedangkan ide dasar kedua mengandung nilai ekologis Islam bahwa jika
terjadi pemanasan gelobal, langit terbelah, maka fungsi ekologis langit akan
menurun bahkan jika penurunannya tersebut secara radikal, maka terjadilah
kiamat.
2. Musibah Banjir, dan Kekeringan Akibat Penggundulan Hutan
Secara ekologis, banjir merupakan peristiwa alam berupa
peningkatan debet air secara cepat, sehingga meluap dari palungnya dan
menggenangi daerah sekitarnya secara temporer. Dalam definisi ini terdapat tiga
unsur pembatas, sehingga meluap dari palungnya dan menggenangi daerah sekitarnya secara temporer. Kekeringan
yang diakibatkan oleh kemarau berkepanjangan juga menyebabkan krisis air di
mana-mana. Hal ini disebabkan juga oleh debit mata air banyak yang menghilang,
disebabkan hutan yang menjadi penampung air juga sudah punah.
Adapun macam-macam terjadinya banjir baik di sungai, danau
dan laut yaitu: Curah hujan yang tinggi sehingga air hujan melebihi daya
tampung sungai; menurnya daya serap tanah yang disebabkan oleh penutupan
permukaan tanah karena betonisasi dan sejenisnya, rendahnya daya penahan air
hujan karena terjadi dehutanisasi; penipisan hutan lindung dan perluasan lahan
pertanian tepi di daerah hulu sungai, penipisan hutan lindung untuk kepentingan
lahan pertanian, cepatnya ke sungai karena gundulnya pepohonan, pengelupasan
permukaan tanah; kondisi alam yang disebabkan kecekungan geografis daerah
aliran sungai, sehingga rentan menjadi daerah pelanggan tetap banjir. Kerapuhan
atau ketidakadaan daerah penangkal banjir. Perubahan daerah pemukiman atau
lingkungan industri (reklamasi).
Dalam konsideran UU no. 41 Tahun 1999, tentang kehutanan,
dikatakan bahwa hutan adalah sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha
Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang
dikuasai oleh negara, memberikan manfaat serba guna bagi umat manusia.
Karenanya wajib disukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang; bahwa hutan, sebagai
satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat, cenderung
menurun kondisinya. Oleh karena itu, keberadaannya harus dipertahankan secara
optimal, dijaga daya dukungnya secara lestari, dan diurus dengan akhlak mulia,
adil, arif, bijaksana, terbuka, profesional, serta bertanggung jawab.
Tapi, di sisi lain banyak penebangan hutan liar yang
menyebabkan penggundulan hutan, seperti yang terjadi pada suku Sakai yang kini
terancam eksistensinya itu, sebenarnya memiliki kearifan lokal dalam menjaga
keseimbangan ekologi selama berabadabad lamanya, jauh melebihi manusia moderen
yang mengak lebih beradab. Terbukti sebelum kedatangan mesin-mesin industri,
masyarakat Sakai mampu menjaga hutan mereka tetap lestari. Salah satu cara yang dipakai untuk menjaga ekologi hutan
adalah dengan menerapkan zonifikasi lahan yang ketat. Bathin Batuah (istilah
bagi ketua adat suku Sakai), Abdul Karim, mengatakan, hutan ulayat mereka
dibagi dalam beberapa kategori, yaitu hutan adat, hutan larangan, dan hutang
peladangan. Namun, semuanya aturan itu kemudian dihancurkan. Awalnya
adalah perusahan besar, yang mendapat
izin negara untuk menembus jantung hutan larangan suku Sakai. Sering terjadi
bentrokan antara pengusaha dan suku Sakai, tapi mereka tidak berdaya dan hanya
bisa melihat hutan mereka dihancurkan oleh PT Arara Abadi yang juga anak
perusahaan PT Indah Kiat Plup dan Paper (IKKP). Masyarakat juga diusir dan rumahnya
dibakar oleh perusahan tersebut yang mengeksplorasi hutan secara besar-besaran.
Pantaslah Indonesia
mendapat Guinness World Record sebagai negara penghancur hutan.
Perangkat laju penghancuran hutan tercepat ini didasarkan pada prosentase
kehancuran hutan di Indonesia ternyata yang paling tinggi dibanding 43 negara
lainnya. Indonesia menghancurkan hutan seluas 300 lapangan sepak bola
setiap jam. Sebagai ilustrasi kebodohan
Indonesia, nilai ekspor kayu ke China merupakan yang terbesar saat ini, dan
China terus melindungi hutannya. Kalau laju kehancuran hutan Indonesia 2
persen, maka China setiap tahun malah bertambah 2,2 persen. Hutannya yang asli
Indonesia saat ini diperkirakan telah musnah sebayak 72 persen. Setengah dari luas hutan yang tersisa sekarang pun terancam
penebangan untuk komersial, kebakaran hutan, dan pembukaan hutan untuk lahan
kelapa sawit.
Nah, dari fakta yang ada bisa dapat ditarik kesimpulan
bahwa Indonesia yang mengalami kebanjiran setiap musim hujan akibat resapan air
tidak ada, serta musim kemarau yang berkepanjangan dalam kurun waktu yang
begitu lama, di samping itu hutan yang menjadi tempat resapan air sudah banyak
ditebang, sehingga Indonesia menjadi lazim terkena banjir setiap tahun.
Dilihat dari kacamata al-Qur`an bahwa banjir adalah bentuk
kemurkaan Allah atau musibah dari Allah akibat kerusakan yang diperbuat
manusia. Refleksi teologis demikian terlihat dari muatan ayat prolog banjir
Nabi Nuh (Q.S. 1-24), al-A`raf: 59-63) dan banjir nabi Hud yang didahului oleh
penceritaan pelaksanaan religius mengajak umat untuk beriman pada Allah
(al-`Araf: 65-71). Akan tetapi, umat kedua Nabi tersebut menolak ajakan
religius tersebut. Kedua Nabi tersebut tidak sabar, kemudian mengadu kepada
Allah sekaligus memohon kepada Allah sekaligus mohon agar diturunkan bencana
kepada para pendusta Ternyata permohonan kedua nabi tersebut dikabulkan dan
terjadilah bencana banjir. seperti al-Qur`an yang berbunyi:
فَكَذَّبُوْهُ
فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ
كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ ࣖ
“Mereka mendustakan Allah, maka kami selamatkan nabi Nuh
dan pengikutnya dengan naik kapal dan kami tenggelamkan orang-orang yang
mendustai ayat-ayat kami, sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta.” QS.
Al-A'raf:64
Dalam al-Qur`an
ayat yang lain berbunyi
فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ
مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا
وَمَا كَانُوْا مُؤْمِنِيْن
“Maka kami selamatkan nabi Hud dan pengikutnya dengan
kasihKu dan kami musnahkan orang-orang yang mendustai tanda-tanda (kekuasaan )
kami. Mereka bukan termasuk orang-orang beriman." QS.Al-A'raf:72
Konsep al-Qur’an mengenai banjir dapat dirumuskan bahwa
banjir bukan fenomena kemurkaan Allah kepada umat manusia yang disebabkan
manusia tidak mau menerima kehadiran Tuhan dalam dirinya, tetapi banjir
merupakan fenomena ekologis yang disebabkan karena prilaku manusia dalam
mengelola lingkungan menentang sunnatullah. Hal ini berdasarkan pada fakta
bahwa banjir di masa kini lebih dominan diakibatkan oleh kesalahan manusia
dalam mengelola lingkungan. Adapun kerangka acuan teologisnya adalah didasarkan
pada catatan ayat-ayat banjir dalam al-Qur`an seperti:
وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ
ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَمَآ اَغْنَتْ عَنْهُمْ اٰلِهَتُهُمُ الَّتِيْ
يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ لَّمَّا جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۗ وَمَا
زَادُوْهُمْ غَيْرَ تَتْبِيْبٍ
"Bukan kami yang menganiaya mereka tapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri, citra lingkungan mereka tidak mampu
menolong di saat terjadinya banjir, bahkan mereka semakin terpuruk pada
kehancuran." QS.Hud:101
Refleksi teologi banjir yang demikian akan melahirkan
sikap ekologis yang positif dan bertanggung jawab yang kuat bagi manusia modern
cukup dominan dalam pengelolaan lingkungan yang potensial menjadi penyebab
banjir, maka manusia merupakan makhluk yang paling bertanggung jawab pula untuk
mencegah terjadinya banjir. Oleh karena itu, mukmin sejati adalah mukmin
mencegah terjadinya banjir.
3. Masalah Krisis Energi
Pada dasarnya, munculnya kesadaran manusia tentang
kebutuhan energi adalah sejak awal keberadaan manusia itu sendiri. Hanya saja
munculnya kesadaran akan pemakaian fungsional terhadap sumber daya mengalami
perkembangan. Citra energi kayu bakar semula dianggap sebagai sumber daya
tunggal, tetapi setelah ditemukan batu bara maka kayu bakar mulai ditinggalkan.
Batu bara mulai tergeser citranya setelah ditemukannya minyak bumi yang hanya
menjadi penggerak mesin internal. Kemudian ditemukannya lagi sumber daya
listrik, gas alam, nuklir dan matahari citra minyak bumi tidak lagi menjadi
satu-satunya penggerak mesin internal.
Secara global, sumber daya alam (SDA), dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yakni sumber daya alam yang dapat terbarui dan yang tidak dapat
diperbaharui. Yang dengan sumber daya alam terbarui adalah sumber daya alam
yang tak habis terpakai dan memiliki daya lenting yakni kemampuan untuk
memulihkan diri setelah dipakai. Sumber daya alam terbaharui meliputi sumber
daya flora dan fauna, hewan, air, udara serta matahari. Betapapun tergolong
sumber daya alam terbaharui, namun kalau dieksplorasi secara berlebihan atau di
ambang batas kemampuan untuk memulihkan diri, tentu mengakibatkan kepunahan.
Adapun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
adalah sumber daya alam yang habis setelah dipakai. Dengan kata lain, sumber
daya alam yang tidak diperbaharui adalah sumber daya alam yang tidak memiliki
kemampuan untuk memulihkan diri setelah dipakai. Sumber daya alam tak
terbaharui meliputi: tanah, bahan bakar Fosil (minyak bumi), batu bara, nuklir,
mineral. Betapapun dikategorikan sebagai sumber daya alam tak terbaharui, namun
rentang usia pemanfaatan dapat diperpanjang asal dikelola secara lestari.
Pandangan dunia terhadap energi yang tidak terbarui inilah
yang menyebabkan banyak negara berupaya untuk mencari solusi untuk mendapatkan
energi dengan menggunakan energi alternatif. Indonesia yang diperkirakan 90
tahun lagi minyak bumi akan habis, berupaya untuk mencari alternatif dengan
menggantikan minyak tanah dengan gas. Masyarakat Barat mulai memalingkan energi
minyak bumi dengan energi nuklir. Saat ini, negara yang memiliki program nuklir
yang cukup maju adalah Prancis. Program nuklir di Prancis meliputi program
pembangunan reaktor nuklir, penambangan uranium, pengilangan nuklir dan
pengembangan reaktor beredar, sehingga energi nuklir mampu menggantikan minyak
sebagai pembangkit tenaga listrik.
Pada tanggal 9 April tahun 2006, Iran mengumumkan telah
memproduksi pengayaan uranium untuk pertama kali di pabrik Natanz. Kala itu
Iran mengatakan pengayaan hanya hingga 3,5 persen, tingkat yang dibutuhkan
untuk bahan bakar reaktor nuklir, sedangkan bahan untuk penggunaan senjata
nuklir dibutuhkan tingkat pengayaan uranium hingga 90 persen. Hal ini mendapat
reaksi dari negara Barat untuk menghentikan program pengayaan nuklir, karena di
mata Barat Iran bermaksud untuk membuat senjata nuklir. Menurut
Ahmadinejad, munculnya Iran sebagai
pemain dalam industri bahan bakar nuklir hanya akan mengurangi ketergantungan
negara pengguna nuklir terhadap delapan negara besar yang menguasai tehnologi
dan industri nuklir, yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman,
Italia, Rusia, dan Jepang.
Sebenarnya, keperihatinan terhadap akibat negatif teologi
energi berkelimpahan menimbulkan kesadaran baru bagi masyarakat ekologi untuk
merumuskan sistem teologi energi
alternatif untuk mengantisipasi terjadinya krisis energi yang lebih parah. Hal
ini disebabkan oleh embargo minyak bumi yang diprakarsai negaranegara Timur
Tengah terhadap negara Barat, Amerika dan Eropa pada dekade tahun 1973 yang
merupakan titik letup terjadinya krisis energi minyak bumi. Padahal energi
minyak bumi yang diimpor negara Barat tersebut adalah dari OPEC. Akhirnya
mereka mencari energi pengganti minyak bumi untuk upaya jalan keluar.
Islam sendiri memandang energi yang ada itu terbatas
sekali. Secara teologis berpeluang kuat untuk dinyatakan bahwa salah satu pilar
keberimanan dalam sistem keimanan Islam adalah `Percaya bahwa energi itu
terbatas`. Teologi keterbatasan energi didasarkan pada spiritual Islam antara
lain:
مَا خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ
وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَاۤ اِلَّا بِالۡحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىؕ
وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا عَمَّاۤ اُنۡذِرُوۡا مُعۡرِضُوۡنَ
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang
ditentukan. Namun orang-orang yang kafir, berpaling dari peringatan yang
diberikan kepada mereka." QS.Al-Ahqaf:3
Pokok pikiran dari ayat ini mengenai ciptaan Allah yang mempunyai batasan
tertentu. Telah dimaklumi bersama bahwa sesungguhnya sumber energi itu terdapat
di berbagai langit dan bumi seperti matahari. Selanjutnya, maka fungsional
teologis bahwa salah satu dasar keimanan yaitu percaya akan terbatasnya energi
yang ada di langit dan di bumi. Dengan ungkapan lain, tidak sempurna iman
seseorang jika orang tersebut tidak meyakini bahwa energi itu terbatas.Tegasnya
salah satu rukun iman dalam konsep ekoteologi Islam dalah percaya bahwa energi
itu terbatas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan baik fisik
maupun psikisnya. Kebersihan diri memiliki tujuan untuk memelihara kebersihan
diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun terhadap
orang lain. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan
kondisi sosial individu. Selain kebersihan diri, kebersihan lingkungan juga
tidak kalah penting karena keadaan lingkungan sekitar juga bisa berpengaruh
terhadap pola pikir, tingkah laku, dan Kesehatan kita. Udara yang bersih, air
yang bersih, banyaknya ruang hijau dan sanitasi yang baik dapat meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Meningkatnya kualitas hidup tentu akan membuat
seseorang terhindar dari penyakit dan penyakit mental.
Kebersihan erat kaitannya dengan ajaran Islam. Kebersihan
itu sendiri telah dijelaskan dalam Al-quran yaitu Q.S. Al-Baqarah ayat 222 yang
menyebutkan bahwa Allah SWT mencintai orang-orang yang melakukan kebersihan
baik jasmani maupun rohani. Makna ``thaharah” atau kebersihan ini mencakup
aspek bersih secara lahir dan bersih secara batin. Bersih lahir artinya
terlepas dari segala kotoran, hadas, dan najis. Sementara itu, bersih batin
artinya terhindar dari sikap dan sifat tercela. Islam mengajarkan umatnya untuk
mengambil peran utama sebagai pengelola dan pelestari lingkungan serta bersikap
ramah dan tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan. Selain itu, islam juga
mengajarkan menjaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan, menjaga
kebersihan mulut dan gigi.
Saat ini masalah lingkungan hidup semakin menjadi kesadaran
publik. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya diskusi publik tentang hal
ini. Banyak masalah yang terjadi di lingkungan akibat manusia abai dengan
menjaga kebersihan. Polusi, perubahan iklim, limbah, kepunahan keanekaragaman
hayati, penggundulan hutan, dan banjir merupakan sekian dari banyaknya masalah
yang terjadi. Apabila hal ini dibiarkan maka Kesehatan dan keselamatan manusia
juga akan terdampak. Oleh karena itu, penting untuk kita selalu menjaga dan
menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat agar kualitas Kesehatan diri dan
lingkungan meningkat.
4.2 SARAN
Setiap orang hendaknya mulai membiasakan
untuk kebiasaan gaya hidup sehat dan menerapkan pola makan sehat di kehidupan
sehari-hari. Meningkatnya masalah yang terjadi di lingkungan harus kita jadikan
sebagai renungan mengenai apa yang telah kita lakukan terhadap lingkungan.
Semua hal telah diatur dalam Al-Quran, oleh kerena itu kita juga harus mematuhi
dan mengimplementasikannya. Lingkungan yang bersih akan memengaruhi kualitas
dan Kesehatan individu. Begitupula sebaliknya, kebersihan diri juga dipengaruhi
oleh kebiasaan dan keadaan lingkungan sosial seseorang. Keduanya saling
berhubungan dan saling memengaruhi. Oleh karena itu, mari kita jaga dan
tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Adam, dkk. (2018). PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE
DALAM PANDANGAN ISLAM. Surabaya.
Ali, Said. (2007). Tata Cara Bersuci Nabi. Bandung: Irsyad
Baitus Salam.
Bahar, Moh. Arsyad. (2012). EVALUASI TERHADAP ASPEK KEBERSIHAN DAN
KESUCIAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID. Malaysia. Journal of Islamic
Architecture. 2:1.
FEBRIANTI, S. (2019). Asuhan
Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Pada Klien Demensia Di Uptd Pslu
Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang).
Florencia, G. (2019, Desember
jumat). pentingnya menjaga lingkungan
untuk kesehatan. halodoc:https://www.halodoc.com/pentingnya-menjaga-lingkungan-untuk-kesehatan . Diakses pada tanggal 26 Februari
2021
Irnawati, C. (2018). Hipnoterapi
Untuk Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Anak Jalanan Di Ppap Seroja Kodya
Surakarta
(Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana
Yogyakarta).
http://www.indoskripsi.com/kebersihan_menurut_Islam.htm (diakses pada tanggal 26 Februari 2021 pukul
23.29).
Pemerintahan Indonesia. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
dan Perlindungan Lingkungan Hidup.
Rahmasari,
B. (2017). Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
dalam Perspektif Hadis (Bachelor's thesis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pascasarjana Fakultas Ushuluddin,
2017)
Tarwoto., dan Watonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Edisi 5. Jakarta Selatan : Salemba Medika
Yasyin, Sulchan. (1995). Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya:
Amanah.
Nurcholish Madjid. Islam Doktrin dan Peradaban. (Jakarta:
Paramadina,1992)
Komentar
Posting Komentar