Postingan

Menampilkan postingan dengan label Dakwah Nabi Muhammad

Hikmah Perpindahan Arah Kiblat Shalat

Gambar
  Hikmah Perpindahan Arah Kiblat Shalat        Sapi Betina (Al-Baqarah):150 - Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.      Ayat ini merupakan perintah ketiga kalinya menghadapkan shalat dari semua penjuru bumi ke Masjidil Haram. Namun para ahli tafsir berbeda pendapat tentang hikmah yang terkandung pada pengulangan perintah ini. Menurut suatu pendapat, hikmahnya ialah sebagai Ta’kid (penegasan) karena hal ini merupakan Nasikh (Penghapusan hukum) yang pertama kali dalam Islam, sebagaimana keterangan dari Ibnu Abbas Ra dan yang lainnya.           Pendapat lain mengatakan bahwa perintah tersebut turun berdasarkan beberapa kea

Perpindahan Arah Kiblat Shalat

Gambar
  Perpindahan Arah Kiblat Shalat             An-Nasai meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Ma’la Ra dia berkata, “Di masa Rasulullah Saw kami biasa berangkat ke masjid pada pagi hari untuk melaksanakan shalat. Pada suatu hari, kami lewat Ketika Rasulullah Saw duduk di atas mimbar. Aku berkata, ‘Sungguh telah terjadi sesuatu yang sangat penting’, lalu aku duduk. Kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat {Kami telah melihat engkau membolak-balikkan wajahmu ke langit..} hingga akhir ayat. Aku berkata kepada temanku, ‘Marilah kita melaksanakan shalat dua raka’at sebelum Rasulullah Saw turun dari mimbarnya, agar kita menjadi orang pertama yang shalat menghadap ke arah ka’bah.’ Secara diam-diam, kami berdua shalat dua raka’at. Kemudian Rasulullah Saw turun dari mimbar dan mengimami shalat dhuhur Ketika itu.”           Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Umar Ra bahwa shalat pertama yang dilakukan Rasulullah Saw menghadap Ka’bah adalah shalat dhuhur, dan shalat shuhur itu merupakan shalat wus

Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah

Gambar
  Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah             Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Saleh yang bersumber dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas’ud, dan beberapa orang sahabat lainnya, bahwa ada dua orang munafik Madinah lari dari Rasulullah Saw menuju kaum musyrikin. Di jalan keduanya diguyur hujan disertai guruh yang dahsyat, petir, dan kilat. Setiap kali ada petir, mereka menutup telinganya dengan jari, karena takut memkakkan telinga, dan mati karenanya. Apabila kilat bersinar, mereka berjalan. Dan apabila tiada sinar kilat, mereka tidak dapat melihat. Mereka Kembali ke jalan semula untuk pulang dan menyesali perbuatan mereka. Keesokan harinya mereka menghadap kepada Rasulullah Saw untuk menyerahkan diri masuk Islam dengan sebaik-baiknya.           Allah Swt memberikan perbandingan kejadian dua orang munafik ini dengan kaum munafik lainnya yang ada di Madinah. Mereka suka menghadiri majelis Rasulullah Saw tetapi menutup telinga mereka dengan jarinya karena takut terkena sabda R

Keteguhan Hati Nabi Muhammad Saw Dalam Berdakwah

Gambar
  Keteguhan Hati Nabi Muhammad Saw Dalam Berdakwah             Dakwah yang dilakukan Nabi Saw secara terang-terangan ditentang dan ditolak oleh kaum Quraisy dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka.           Pada saat itulah Rasulullah Saw mengingatkan mereka tentang perlunya membebaskan akal dan pikiran mereka dari belenggu taqlid. Selanjutnya dijelaskan oleh Nabi Saw bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya sama sekali. Tradisi nenek moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan itu tidak dapat dijadikan alasan kuat untuk diikuti, karena itu adalah taqlid buta. Firman Allah Swt di ayat lain menggambarkan bagaimana jawaban mereka dan kerasnya penolakan mereka, {Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang k

Wafatnya Rasulullah Saw adalah Hal Biasa

Gambar
Wafatnya Rasulullah Saw adalah Hal Biasa             Setelah mengetahui bahwa ajalnya semakin mendekat melalui wahyu, Rasulullah Saw menyampaikan perpisahan pada seluruh manusia dalam Haji Wada’ (Haji Perpisahan). Saat itu, kalbu para sahabat bergejolak, gelisah, dan takut kalua-kalau ajal Rasulullah Saw telah dekat. Padahal, apabila datang ketetapan Allah Swt, maka ia tidak bisa diundur. Ketika tersiar kabar wafatnya Rasulullah Saw seluruh sahabat bingung sebab masa-masa genting dan malapetaka akan datang.           Madinah bergoncang hebat. Kecemasan yang melanda Sebagian besar sahabat yang lebih dulu memeluk Islam tidak terkendali. Di antara mereka ada yang terkunci lisannya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan Umar Ra sampai menghunuskan pedang untuk melarang orang-orang mengucapkan, “Sesungguhnya Rasulullah Saw telah wafat.” Dia menduga bahwa beliau hanya tidak sadarkan diri dan akan segera pulih. Hanya Abu Bakar Ra yang tabah. Dia mendekati jenazah Rasulullah Saw yang te

Kekalahan Perang Uhud

Gambar
  Kekalahan Perang Uhud             Pada perang Uhud, Nabi Saw berwasiat kepada para sahabat, “Lindungilah barisan belakang, jangan sampai mereka dating menyerang dari arah belakang. Hujani mereka dengan anak panah, karena pasukan berkuda tidak mampu melawan anak panah. Kita akan menang selama kalian tetap berada di pos masing-masing. Ya Allah, sesungguhnya aku menjadikan Engkau sebagai saksi atas mereka.”           Dalam Riwayat lain disebutkan bahwa beliau bersabda, “Apabila kalian melihat kami mendapat kekalahan, jangan meninggalkan posisi ini sampai aku mengutus seseorang pada kalian. Aoabila kalian melihat kami mengalahkan mereka atau memenangi peperangan dan mereka terbunuh, jangan tinggalkan posisi kalian sampai aku juga mengutus seseorang.”           Peperangan pun dimulai. Allah memberikan bantuan pada pasukan muslimin atas serangan kaum musyrikin sehingga sejumlah prajurit musuh tewas terbunuh, sedang yang lainnya melarikan diri. Prajurit muslim mengambil harta rampas

Kecamuk Perang Uhud

Gambar
  Kecamuk Perang Uhud            Pada saat yang genting di tengah berlangsungnya perang Uhud, Ubay bin Khalaf berusaha mendekati Rasulullah Saw untuk membunuh beliau. Dia bersumpah tidak akan berhenti sampai beliau terbunuh.          Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya. Rasulullah Saw mampu mempertahankan diri dengan menyambar belati dari seseorang, lalu menghujamkannya ke leher Ubay. Akhirnya dia tewas seketika. Ubay bin Khalaf adalah satu-satunya orang yang tewas di tangan Nabi Saw dalam seluruh peperangan yang beliau jalani.          Beberapa lama kemudian, Rasulullah Saw sampu berdiri dan naik di atas Pundak Talhah bin Ubaidillah Ra untuk melihat pasukan musyrikin. Beliau melihat batalyon musyrikin berada di leher gunung Uhud. Beliau lalu mengutus seseorang lalu berlari kea rah mereka seraya berkata, “Tidak seyogyanya mereka berada di atas kita. Ya Allah, tiada kekuatan bagi kami selain dari-Mu.” Tidak beberapa lama kemudian, peperangan pun berakhir dengan kekalahan

Kejadian Perang Uhud

Gambar
  Kejadian Perang Uhud             Peristiwa perang Uhud terjadi pada hari sabtu bulan Syawal 3 H. perang ini dikobarkan oleh kaum kafir Quraisy yang ingin membalas dendam kekalahan mereka di perang Badar. Mereka membekali diri hingga siap siaga memerangi Rasulullah Saw di Madinah. Kaum Quraisy mengerahkan 3000 prajurit, belum termasuk para hamba sahaya Habsyi. Terdiri atas 700 pasukan berbaju besi, 200 kavaleri, serta 17 perempuan, diantaranya adalah Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan. Ayah Hindun terbunuh saat perang Badar.           Pasukan kafir Quraisy berjalan hingga mencapai tengah lembah di dekat Uhud yang letaknya mengarah ke kota Madinah. Sementara Rasulullah Saw dan beberapa sahabat berpendapat bahwa pasukan Islam tidak perlu pergi ke sana, tapi menghadapi kedatangan mereka di Madinah. Jika kaum musyrikin menyerang, mereka akan melawan dari dalam Madinah.           Namun Sebagian kaum muda Islam dan Sebagian kaum Muhajirin dan Ansar terutama orang yang tidak sempat

Kejadian Perang Badar

Gambar
  Kejadian Perang Badar             Perang Badar terjadi pada Tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriah. Sebab terjadinya perang ini, Rasulullah Saw menugaskan beberapa orang sahabat untuk menghadang kafilah Quraisy yang Kembali dari Syria menuju Mekah. Beliau pada awalnya tidak bertujuan melakukan peperangan. Namun, kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan tersebut bisa lolos setelah mengirimkan utusan ke Quraisy, meminta mereka untuk melindungi kafilah. Setibanya permohonan bantuan kafilah Abu Sufyan itu di Mekah, kafir Quraisy mengerahkan sekitar 1000 prajurit, 600 di antaranya mengenakan baju besi, 100 kuda beralas baju besi, pasukan kavaleri, dan 700 unta. Mereka juga menyertakan para penyanyi yang bertugas menabuh rebana dan menyanyikan lagu hinaan bagi prajurit muslim.           Sementara itu, prajurit muslim berjumlah 313 atau 314 orang. Sebagian besar kaum Ansar menyertakan 70 unta dan hanya 2 atau 3 ekor kuda. Nabi Saw menggilir rombongan yang sedikit ini menaiki seekor unta, sel

Sejarah Arti Kata "Laa tahzan InnaAllaha ma'ana"

Gambar
Sejarah Arti Kalimat "Laa tahzan InnaAllaha ma'ana"   Rasulullah Saw. meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan para pemuda yang bertugas membunuh beliau tersebut. Beliau pergi ke rumah Abu Bakar Ra. Sebelumnya, Abu Bakar Ra mempersiapkan kendaraan untuknya dan untuk Rasul Saw. Mereka berdua bergegas pergi. Abu Bakar menyewa jasa Abdullah bin Ariqat Ad-Daili, seorang musyrik, untuk menunjukkan jalan ke Madinah. Ariqat harus menghindari jalan yang biasa digunakan dan melalui jalan lain yang tidak diketahui kaum kafir Quraisy. Rasulullah Saw dan sahabatnya Abu Bakar Ra berangkat ke Madinah pada hari Kamis hari pertama di bulan Rabiul awal tahun ke-53 dari kelahiran beliau. Tiada yang mengetahui hijrah Nabi selain Ali dan keluarga Abu Bakar, Aisyah dan Asma' -keduanya Putri Abu Bakar Ra- yang menyiapkan bekal bagi keduanya. Asma' memotong seutas tali pinggangnya untuk mengikat bagian mulut Jirab (tempat makanan) karena itu Asma' dijuluki Zat An-Nitaqain (perem