Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah Islam

Pemikiran Jabir ibn Hayyan

Gambar
  Pemikiran Jabir ibn Hayyan             Beliau merupakan seorang ilmuwan dan filosof terkemuka yang memiliki nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan al-Azdi. Kalangan Barat mengenal dengan nama Geber. Beliau lahir di Thus Khurasan, Iran (Persia), pada tahun 721 M atau sekitar abad ke-8. Jabir adalah seorang yang berketurunan Arab, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang Persia. Ayahnya bernama Hayyan al-Azdi berasal dari suku Arab Azd adalah seorang yang ahli di bidang farmasi dari kabilah Yaman yang besar yaitu kabilah Azad, dan Sebagian besar dari mereka berhijrah ke Kufah setelah rubuhnya Bendungan Ma’rib. Disamping seorang yang ahli di bidang farmasi, ayahnya juga merupakan seorang yang mendukung Dinsati Abbasiyah dan ikut serta membantu meruntuhkan Dinasti Umayyah. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, ia hijrah dari Yaman ke Kufah yang merupakan salah satu kota pusat pergerakan syi’ah di Iraq. Ketika ayahnya sedang melakukan pemberontakan, ia tertangkap oleh pasukan

Pemikiran Ibn al-Haytham

Gambar
Pemikiran Ibn al-Haytham             Ibn al-Haytham dilahirkan di Basrah pada tahun 354 H bertepatan dengan 965M. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah. Setelah itu beliau mengabdi menjadi pegawai pemerintah di daerah kelahirannya. Setelah beberapa lama berbakti kepada pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau melanjutkan Pendidikan dan mencurahkan perhatian pada penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang tambahan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas al-Azhar. Usaha itu membuahkan hasil, beliau menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengemb

Hikmah Perpindahan Arah Kiblat Shalat

Gambar
  Hikmah Perpindahan Arah Kiblat Shalat        Sapi Betina (Al-Baqarah):150 - Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.      Ayat ini merupakan perintah ketiga kalinya menghadapkan shalat dari semua penjuru bumi ke Masjidil Haram. Namun para ahli tafsir berbeda pendapat tentang hikmah yang terkandung pada pengulangan perintah ini. Menurut suatu pendapat, hikmahnya ialah sebagai Ta’kid (penegasan) karena hal ini merupakan Nasikh (Penghapusan hukum) yang pertama kali dalam Islam, sebagaimana keterangan dari Ibnu Abbas Ra dan yang lainnya.           Pendapat lain mengatakan bahwa perintah tersebut turun berdasarkan beberapa kea

Perpindahan Arah Kiblat Shalat

Gambar
  Perpindahan Arah Kiblat Shalat             An-Nasai meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Ma’la Ra dia berkata, “Di masa Rasulullah Saw kami biasa berangkat ke masjid pada pagi hari untuk melaksanakan shalat. Pada suatu hari, kami lewat Ketika Rasulullah Saw duduk di atas mimbar. Aku berkata, ‘Sungguh telah terjadi sesuatu yang sangat penting’, lalu aku duduk. Kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat {Kami telah melihat engkau membolak-balikkan wajahmu ke langit..} hingga akhir ayat. Aku berkata kepada temanku, ‘Marilah kita melaksanakan shalat dua raka’at sebelum Rasulullah Saw turun dari mimbarnya, agar kita menjadi orang pertama yang shalat menghadap ke arah ka’bah.’ Secara diam-diam, kami berdua shalat dua raka’at. Kemudian Rasulullah Saw turun dari mimbar dan mengimami shalat dhuhur Ketika itu.”           Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Umar Ra bahwa shalat pertama yang dilakukan Rasulullah Saw menghadap Ka’bah adalah shalat dhuhur, dan shalat shuhur itu merupakan shalat wus

Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah

Gambar
  Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah             Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Saleh yang bersumber dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas’ud, dan beberapa orang sahabat lainnya, bahwa ada dua orang munafik Madinah lari dari Rasulullah Saw menuju kaum musyrikin. Di jalan keduanya diguyur hujan disertai guruh yang dahsyat, petir, dan kilat. Setiap kali ada petir, mereka menutup telinganya dengan jari, karena takut memkakkan telinga, dan mati karenanya. Apabila kilat bersinar, mereka berjalan. Dan apabila tiada sinar kilat, mereka tidak dapat melihat. Mereka Kembali ke jalan semula untuk pulang dan menyesali perbuatan mereka. Keesokan harinya mereka menghadap kepada Rasulullah Saw untuk menyerahkan diri masuk Islam dengan sebaik-baiknya.           Allah Swt memberikan perbandingan kejadian dua orang munafik ini dengan kaum munafik lainnya yang ada di Madinah. Mereka suka menghadiri majelis Rasulullah Saw tetapi menutup telinga mereka dengan jarinya karena takut terkena sabda R

Keteguhan Hati Nabi Muhammad Saw Dalam Berdakwah

Gambar
  Keteguhan Hati Nabi Muhammad Saw Dalam Berdakwah             Dakwah yang dilakukan Nabi Saw secara terang-terangan ditentang dan ditolak oleh kaum Quraisy dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka.           Pada saat itulah Rasulullah Saw mengingatkan mereka tentang perlunya membebaskan akal dan pikiran mereka dari belenggu taqlid. Selanjutnya dijelaskan oleh Nabi Saw bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya sama sekali. Tradisi nenek moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan itu tidak dapat dijadikan alasan kuat untuk diikuti, karena itu adalah taqlid buta. Firman Allah Swt di ayat lain menggambarkan bagaimana jawaban mereka dan kerasnya penolakan mereka, {Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang k