Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah

 

Sikap Orang Munafik Terhadap Dakwah


 

          Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Saleh yang bersumber dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas’ud, dan beberapa orang sahabat lainnya, bahwa ada dua orang munafik Madinah lari dari Rasulullah Saw menuju kaum musyrikin. Di jalan keduanya diguyur hujan disertai guruh yang dahsyat, petir, dan kilat. Setiap kali ada petir, mereka menutup telinganya dengan jari, karena takut memkakkan telinga, dan mati karenanya. Apabila kilat bersinar, mereka berjalan. Dan apabila tiada sinar kilat, mereka tidak dapat melihat. Mereka Kembali ke jalan semula untuk pulang dan menyesali perbuatan mereka. Keesokan harinya mereka menghadap kepada Rasulullah Saw untuk menyerahkan diri masuk Islam dengan sebaik-baiknya.

          Allah Swt memberikan perbandingan kejadian dua orang munafik ini dengan kaum munafik lainnya yang ada di Madinah. Mereka suka menghadiri majelis Rasulullah Saw tetapi menutup telinga mereka dengan jarinya karena takut terkena sabda Rasulullah Saw yang menerangkan hal ihwal mereka sehingga terbongkarlah rahasianya, atau mereka takut jadi tunduk, karena terpikat hatinya oleh ajaran-ajaran Islam.

(Ibnu Jarir At-Tabari, Jami’u’l Bayani ‘An Ta’wili Ayi’l Qurani, Juz 1, 1420H / 2000M: 346)

Kutipan Surat Al-Baqarah ayat 8,11,13,14, dan 16-20:

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".

Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dari Abdullah bin Amr Ra dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Ada 4 perkara, barangsiapa yang empat perkara tersebut ada pada dirinya, maka dia menjadi orang munafik sejati, dan apabila salah satu sifat dari empat perkara tersebut ada pada dirinya, maka pada dirinya, terdapat satu sifat dari kemunafikan hingga dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara, selalu berbohong; jika melakukan perjanjian, melanggar; jika berjanji, selalu ingkar; dan jika berselisih, licik.” (HR Bukhari dan Muslim)

Pada Hadist di atas Nabi Saw menyebutkan beberapa hal yang menjadi sifat kemunafikan, dan sifat-sifat ini tiada lain sebagai ciri kemunafikan pada perbuatan. Adapun nifak yang lain kedudukannya lebih besar lagi karena memperlihatkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran.

(Abdurrahman bin Salih Ad-Dahsy, Syarhu’l Arba’ina An-Nawawiyyah wa Tatimmatu Ibni Rajab, t.t: 179)

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dari Abu Sa’id ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Hati itu ada 4 macam: (1) hati yang bersih. Ia seperti lentera yang bercahaya. (2) hati yang tertutup. Ia terikat dengan tutupnya. (3) hati yang sakit. Dan ke (4) hati yang terbalik. Adapun hati yang bersih adalah hati orang beriman. Ia seperti lentera yang bercahaya. Hati orang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang sakit adalah hati orang munafik, ia mengetahui yang baik namun mengingkari. Dan hati yang terbalik adalah hati yang di dalamnya ada iman dan nifak. Contoh keimanan adalah seperti tanah yang dapat memberikan air yang bersih, sedangkan nifak adalah seperti bisul, di dalamnya hanya nanah dan darah. Maka di antara keduanya, yang paling kuat akan mengalahkan lainnya.” (HR Ahmad)

(Ibnu Kasir, Tafsirul Qurani’l Azimi, Jilid 1, 1421 H / 2000 M : 305)

---------------------------------------------------------------------------------------------

NASIHAT & PELARAJAN

Dari peristiwa di atas dapat diketahui perbandingan antara kedua orang munafik yang berkaitan dengan ayat ini dengan kaum munafik Madinah, yaitu:

1.    Kedua orang munafik menutup telinganya karena takut mendengar garuh yang memekakkan dan apabila kilat bersinar, mereka berjalan. Sedang kaum munafik Madinah menutup telinga karena takut terkena sabda Rasul. Akan tetapi di saat banyak harta, anak buah, dan mendapat ganimah atau kemenangan, mereka ikut serta dengan kaum muslimin dan berkata, “Nyatalah sekarang benarnya agama Muhammad itu.” Dan mereka merasa tenteram.

 

2.    Kedua orang munafik apabila tiada cahaya kilat, mereka berhenti dan tertegun. Sedang kaum munafik Madinah apabila habis hartanya, anak buahnya, dan kena musibah, mereka berkata, “Inilah akibat agama Muhammad.” Mereka Kembali murtad dan kufur.

(Ibnu Jarir At-Tabari, Jami’u’l Bayani ‘An Ta’wili Ayi’l Qurani, Juz 1, 1420H / 2000M: 346)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum