Sejarah Arti Kata "Laa tahzan InnaAllaha ma'ana"

Sejarah Arti Kalimat "Laa tahzan InnaAllaha ma'ana"

 




Rasulullah Saw. meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan para pemuda yang bertugas membunuh beliau tersebut. Beliau pergi ke rumah Abu Bakar Ra. Sebelumnya, Abu Bakar Ra mempersiapkan kendaraan untuknya dan untuk Rasul Saw. Mereka berdua bergegas pergi. Abu Bakar menyewa jasa Abdullah bin Ariqat Ad-Daili, seorang musyrik, untuk menunjukkan jalan ke Madinah. Ariqat harus menghindari jalan yang biasa digunakan dan melalui jalan lain yang tidak diketahui kaum kafir Quraisy.

Rasulullah Saw dan sahabatnya Abu Bakar Ra berangkat ke Madinah pada hari Kamis hari pertama di bulan Rabiul awal tahun ke-53 dari kelahiran beliau. Tiada yang mengetahui hijrah Nabi selain Ali dan keluarga Abu Bakar, Aisyah dan Asma' -keduanya Putri Abu Bakar Ra- yang menyiapkan bekal bagi keduanya. Asma' memotong seutas tali pinggangnya untuk mengikat bagian mulut Jirab (tempat makanan) karena itu Asma' dijuluki Zat An-Nitaqain (perempuan yang mempunyai dua ikat pinggang).

Rasulullah dan Abu Bakar bersama penunjuk jalan melewati jalan jalur Yaman hingga sampai di Gua Tsur mereka berdiam di sana 3 malam. Abdullah Bin Abu Bakar seorang pemuda yang cerdas dan jenius, bermalam bersama mereka dan meninggalkan mereka pada waktu sahur. pada Pagi harinya Abdullah sudah berada bersama Quraisy di Mekah seakan-akan dia tidur di Mekkah. Apabila Abdullah mendengar rencana jahat dicanangkan kaum Quraisy menyangkut mereka berdua dia akan segera melaporkan berita itu pada Rasulullah dan Abu Bakar pada Sore harinya.

Kegoncangan besar menimpa kafir Quraisy begitu mengetahui Rasulullah selamat dari maut. mereka mencari Nabi Muhammad di sepanjang jalur Kota Mekah tetapi tidak menemukannya. Lalu mereka memutar haluan ke jalur menuju Yaman dan berhenti tepat di mulut gua Tsur. Sebagian mereka berkata, "mungkin Muhammad dan sahabatnya bersembunyi di gua ini." sedang yang lain menimpali, "apa kamu tidak melihat pintu gua itu? laba-laba telah merajut jaringnya dan burung-burung telah membuat sarang di dalamnya. Bukankah itu menunjukkan kalau belum ada seorangpun yang masuk ke gua ini?"

Abu Bakar melihat kaki kaki mereka yang sedang berdiri di pintu gua. Dia gemetar mengkawatirkan keselamatan Rasulullah. Seraya berkata, "Demi Allah Rasulullah seandainya salah seorang dari mereka melihat ke tempat pijakan kaki nya pasti dia akan melihat kita." Rasulullah Saw bersabda, "Wahai Abu Bakar apa dugaanmu tentang kita berdua, padahal Allah yang ketiganya? Jangan bersedih Sesungguhnya Allah bersama kita (Laa tahzan InnaAllaha ma'ana)." jawaban Rasulullah SAW. menenangkan hati Abu Bakar R.A.

(Mustafa As-Sibā'i, As-Sîrah An-Nabawiyah ; Durūs wa'Ibar : 64-65)


Kutipan Surah At-Taubah ayat 40 :

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum