Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri

Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri

 


Larangan makan dan minum sambal berdiri

Anas Ra meriwayatkan bahwa Nabi Saw melarang minum sambal berdiri.[1] Qatadah menjelaskan, “Lalu kami bertanya, ‘Kalau makan?’ Beliau bersabda, ‘Kalau makan (sambil berdiri) maka itu lebih buruk dan keji.”[2]

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

“Janganlah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Barang siapa yang lupa hal itu, hendaklah ia memuntahkannya.”[3]

 

Hadist Nabi Menurut Ilmu Kedokteran

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.

          Dahulu, Nabi pernah minum sambil berdiri karena kondisi darurat yang menghalanginya untuk minum sambil duduk, seperti keadaan sesak di tempat-tempat yang suci. Beliau tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan dan terus-menerus. Di samping itu, makan sambil berjalan juga tidak sehat, sebagaimana yang telah diketahui masyarakat muslim.

         

Dr. Ibrahim Ar-Rawi menyatakan bahwa manusia Ketika berdiri dalam keadaan tertekan[4] dan alat penyeimbang dalam sarafnya dalam keadaan sangat aktif. Sehingga, ia melakukan kontrol penuh terhadap seluruh otot tubuh untuk melakukan keseimbangan dan berdiri tegak. Hal itu membuat manusia tidak mampu mendapat ketenangan dari organ tubuh yang berfungsi untuk aktivitas makan dan minum. Ketenangan ini hanya bisa diraih manusia saat dalam kondisi duduk. Sebab, jumlah otot dan saraf dalam keadaan tenang dan santai, pancaindra normal, serta respons system pencernaan terhadap makanan dan minuman juga semakin baik.

Tahukah Anda!

Fakta lainnya, makan dan minum yang dilakukan dengan berdiri secara terus-menerus akan membahayakan dinding usus dan berisiko menyebabkan luka pada lambung. Menurut para dokter, 95% luka pada lambung terjadi di tempat-tempat jalan masuknya makanan atau minuman. Saat berdiri, akan terjadi pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah. Ini terkadang menyebabkan rasa sakit dan mengganggu fungsi pencernaan. Akibatnya, seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.[5]


Referensi :

Sulaiman, Shubhi. (2015). Thibbun Nabawi : 31 Mukjizat ilmiah hadist-hadist Nabi tentang Kesehatan. Istanbul : Cipayung, Jakarta Timur

 


[1] HR Muslim (3771) Kitab Al-Asyribah.

[2] HR Muslim (3772) Kitab Al-Asyribah.

[3] HR Muslim (3775) Kitab Al-Asyribah.

[4] Maksudnya, tubuh menerima tekanan gravitasi yang tinggi Ketika berdiri. Apabila dalam kondisi darurat sehingga orang tidak bisa duduk maka boleh berdiri tapi bersandar pada sesuatu. Ini maksudnya untuk mengurangi tekanan gravitasi yang tinggi tersebut.

[5] Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani, Al-Haqaiq Ath-Thibbiyyah fi Islam, Daarul Qalam Damaskus, Dr. Ibrahim Ar-Rawi, istisyarat fii dhau’il Islam wal hadharah tahun 1967, dan Rawai’ Ath Thibb Al-Islami IV karya Dr. Muhammad Nizar Ad-Daqr 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum