Hak Orang Miskin Pada Makanan

 

Hak Orang Miskin Pada Makanan

 


          {Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin} Ada yang mengatakan, yang disukai Allah Swt karena melihat alur pembicaraan, maka Damir-nya (kata ganti) Kembali kepada Allah Swt. Tapi yang jelas, damir itu Kembali pada kata makanan. Yaitu, mereka memberi makanan di waktu mereka menginginkan dan menyenanginya, sebagaimana firman-Nya di surah yang lain, yaitu {dan memberikan harta yang dicintainya} (QS Al-Baqarah 2 : 177) dan {kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan Sebagian harta yang kamu cintai} (QS Ali-Imran 3 : 92)

          Dalam hadist sahih, “Seutama-utama sedekah itu ialah kamu bersedekah dalam keadaan kikir, kamu mencita-citakan menjadi kaya dan takut menjadi fakir.” Maksudnya adalah Ketika kamu sangat menyukai harta, semangat sekali mengumpulkannya, dan sangat membutuhkannya. Oleh karena itu, Allah Swt berfirman {Dan mereka berikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan} (QS Al-Insan 76 : 8). Ibnu Abbas Ra berkata, “Para tawanan pada waktu itu adalah orang-orang musyrik. Dan tersaksikan bahwa Rasulullah Saw menyuruh para sahabat agar memuliakan para tawanan pada perang Badar. Maka, para sahabat mendahulukan para tawanan atas mereka di waktu makan pagi. Sungguh Rasulullah Saw telah berwasiat agar berbuat baik kepada Al-Arqa’, hingga beliau di akhir hayatnya juga berwasiat yaitu peliharalah salat dan peliharalah apa yang menjadi tanggungan kalian.’

          Ikrimah berkata, “Al-Arqa’ itu hamba sahaya.” Mujahid berkata, “Al-Arqa’ itu orang yang ditahan (penjara).” Orang-orang mukmin memberi makan kepada mereka sekalipun mereka sangat menginginkan sekali dan menyenanginya dengan ucapan {Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah} (QS Al-Insan 76 : 9) yaitu mengharapkan pahala dari Allah dan keridaan-Nya. {Kami tidak mengharapkan balasan dan terimakasih dari kamu}. (QS Al-Insan 76 : 9) yaitu kami tidak mengharapkan balasan yang bisa mencukupkan kami dan tidak mengharapkan ucapan terima kasihmu dari sisi manusia.

         

Mujahid dan Ibnu Jubair berkata, “Demi Allah, tidaklah perkataan mereka melalui lisannya itu, kecuali Allah Swt mengetahui isi hati-hati mereka. Maka, Allah Swt memuji mereka atas hal itu.” Dan firman-Nya (Sungguh, kami takut terhadap (azab) Tuhan pada hari (Ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan). Maksudnya, kami melakukan hal itu seraya berharap semoga Allah merahmati kami dan Dia menemui kami dengan kemurahan-Nya pada hari Ketika orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.

(Ibnu Kasir, Tafsirul Qurani’l Azimi, Jilid 2, 1421 H / 2000 M : 209-211)

Kutipan Surat Al-Insan ayat 9 - 12

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

---------------------------------------------------------------------------------------------

Diriwayatkan dari Aisyah Ra ia berkata, “Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan. Lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma. Wanita tersebut memberikan kurmanya satu per satu kepada kedua anaknya kemudian mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk dia makan. Tetapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut. Akhirnya, dia pun memberikan (kurma) yang ingin dia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadiannya. Lalu saya menceritakan apa yang telah diperbuat oleh wanita itu kepada Rasulullah Saw. Maka beliau bersabda, “Sungguh Allah Swt telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka.”

(HR Muslim)

Hadist di atas memberikan faedah keutamaan menjaga anak-anak. Dengan keutamaan tersebut, kita akan terhindar dari siksa api neraka dan dihapuskan dosa-dosa kita.

(Dr. Mustafa Sa’id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyadis Salihina, Juz 1, 1407 H / 1987 M : 277)

---------------------------------------------------------------------------------------------

Imam Bukhari berkata, “Telah menceritakan kepada kami Amr bin Khalid, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin Amr, ia berkata, ‘Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Saw. ‘Islam manakah yang paling baik?’ Nabi Saw menjawab, ‘Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.” (HR Al-Bukhari)

(Faisal bin Abdul Aziz Ali Mubarak, Tatrizu Riyadis Salihina, Juz 1, t.t: 374)

---------------------------------------------------------------------------------------------

Abu Hurairah Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, “(Allah Swt berfirman) berinfaklah kamu, wahai anak Adam, niscaya Aku akan memberikan ganti kepadamu.” (HR Al-Bukhari)

(Mustafa bin Adawy, As-Sahihu’l Musnad Mina’l Ahadisi’l Qudsiyyah, t.t : 173)

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum