SASARAN DAN PENGARUH “MATA”
SASARAN
DAN PENGARUH “MATA”
QS Al-Qalam 68 : 51 – 52
Allah Swt berfirman, “Dan
sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan
mata mereka dan mereka berkata, ‘Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila.’ Padahal
Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam.”
Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah arab, seseorang bisa membinasakan hewan atau manusia dengan menunjukkan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Rasulullah Saw tetapi Allah Swt memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah dalam Al-Maidah ayat 67 { Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir}. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang disebut sebagai hipnotis.
Allah
Swt berfirman, “Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir
menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka…” Ibnu Abbas, Mujahid, dan
lain-lain berkata, “Kalimat Liyuzliqunaka, artinya mereka hendak
menggelincirkan. Kalimat bi Absarihim, artinya mereka dengki kepadamu
karena kebencian mereka terhadapmu. Seandainya bukan karena perlindungan dan pemeliharan
Allah pada dirimu dari mereka, niscaya engkau tidak selamat.”
Di
dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa sasaran dan pengaruh “mata”
benar-benar nyata adanya atas perintah Allah Swt sebagaimana yang disebutkan
dalam beberapa hadist yang diriwayatkan dari beberapa jalan yang banyak dan
beragam. Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab Sahihnya, dari Ibnu Abbas,
dari Nabi Saw, beliau bersabda, “Penyakit yang timbul dari pandangan mata
memang ada. Seandainya ada yang mendahului qadar, tentulah itu pengaruh
pandangan mata. Karena itu, apabila kamu disuruh mandi, maka mandilah!”[1]
Diriwayatkan
oleh Imam Muslim sendirian, tanpa Imam Bukhari, dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah
Saw pernah melindungi Hasan dan Husein Ra dengan mengucapkan, ‘U’izukuma bi
Kalimatillahit Tammah min Kulli Syaitanin wa Hammah wa min Kulli ‘Ainin Lammah
(Aku perlindungkan kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah Swt yang sempurna
dari setiap setan, binatang berbisa, dan begitu pun dari setiap mata jahat (yang
mendatangkan petaka).’ Beliau juga bersabda, ‘Demikianlah Ibrahim dulu melindungi
Ishaq dan Ismail.” Diriwayatkan oleh Bukhari dan juga penulis Kitab As-Sunan.
Ibnu
Majah meriwayatkan dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, dia berkata, “Amir bin
Rabi’ah melintasi Sahl bin Hunaif yang sedang mandi, lalu dia berkata, ‘Aku
tidak pernah melihat seperti hari ini dan tidak ada kulit yang disembunyikan.’
Maka, tidak lama kemudian Sahl bin Hunaif pun pingsan kemudian dia dibawa
kepada Nabi Saw dan dikatakan, ‘Sahl Pingsan!’ Beliau pun bertanya, ‘Siapakah
yang menyerangnya?’ mereka menjawab, ‘Amir bin Rabi’ah.’ Beliau bersabda, ‘Atas
perkara apa seseorang dari kalian menyakiti saudaranya? Jika salah seorang dari
kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, hendaklah dia
mendoakan keberkahan padanya.’ Kemudian beliau meminta air dan memerintahkan
Amir untuk berwudhu, maka Amir membasuh muka dan kedua tangannya sampai sikut,
kedua lututnya, dan apa yang ada di dalam sarungnya. Setelah itu, Rasulullah
Saw memerintahkan untuk menyiram Sahl dengan bekas air wudhu Amir.” Sufyan berkata,
“Ma’mar berkata, dari Az Zuhri, ‘Beliau memerintahkan supaya menuangkan tempat
air tersebut dari belakang tubuh Amir.’ Dan firman Allah, “dan mereka berkata, ‘Dia
(Muhammad) itu benar-benar orang gila.” Yaitu mereka berusaha melancarkan
serangan melalui mata-mata mereka dan menyakiti beliau melalui lidah mereka seraya
mengatakan bahwa beliau tidak waras, yaitu disebabkan kedatangannya dengan
membawa Al-Quran. Padahal Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi
seluruh alam.
(Ibnu Kasir, Tafsirul Qurani’l
Azimi, Jilid 14, 1421 H / 2000 M : 102 – 110)
[1] HR Muslim. Muhammad bin Futuh Al-Humaidiy,
Al-Jam’u Bainas Sahih Bukhari wa Muslim, Juz 2, 1423 H / 2002 M :94.
Komentar
Posting Komentar