Kejadian Perang Uhud
Kejadian
Perang Uhud
Peristiwa
perang Uhud terjadi pada hari sabtu bulan Syawal 3 H. perang ini dikobarkan
oleh kaum kafir Quraisy yang ingin membalas dendam kekalahan mereka di perang
Badar. Mereka membekali diri hingga siap siaga memerangi Rasulullah Saw di
Madinah. Kaum Quraisy mengerahkan 3000 prajurit, belum termasuk para hamba
sahaya Habsyi. Terdiri atas 700 pasukan berbaju besi, 200 kavaleri, serta 17
perempuan, diantaranya adalah Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan. Ayah Hindun
terbunuh saat perang Badar.
Pasukan
kafir Quraisy berjalan hingga mencapai tengah lembah di dekat Uhud yang
letaknya mengarah ke kota Madinah. Sementara Rasulullah Saw dan beberapa
sahabat berpendapat bahwa pasukan Islam tidak perlu pergi ke sana, tapi
menghadapi kedatangan mereka di Madinah. Jika kaum musyrikin menyerang, mereka
akan melawan dari dalam Madinah.
Namun
Sebagian kaum muda Islam dan Sebagian kaum Muhajirin dan Ansar terutama orang
yang tidak sempat mengikuti perang Badar dan belum merasakan kedahsyatannya,
terlalu bersemangat untuk keluar dan bertempur di luar. Rasulullah Saw
mengikuti pendapat mereka. Beliau masuk ke rumah, lantas mengenakan baju besi,
memasang tameng di dadanya, mengambil tombak dengan tangannya, kemudian keluar
menuju kaum muslimin. Nabi saw pun menyandang pedang. Namun orang-orang yang
menyarankan keluar dari Madinah pun menyesal karena mereka telah menyebabkan
Nabi Saw terpaksa melaksanakan keputusan yang tidak sejalan dengan pendapat
beliau. Mereka berkata kepada Nabi Saw, “Kami tidak pantas menentangmu.
Lakukanlah apa yang engkau kehendaki atau duduklah jika engkau ingin.”
Rasulullah Saw menjawab, “Tidak pantas bagi seorang Nabi Ketika dia mengenakan
pakaian perangnya, untuk menanggalkannya Kembali, sampai Allah Swt memutuskan
perkara antara dia dan musuh-Nya.”
Kemudian
Nabi Saw keluar Bersama 1000 pasukan muslim, dengan kekuatan 100 prajurit
berbaju besi dan 2 kavaleri. Ketika pasukan muslimin sepakat untuk meninggalkan
Madinah, Rasulullah Saw melihat sekelompok kaum Yahudi hendak keluar Bersama
Abdullah bin Ubay bin Salul untuk turut Bersama kaum muslimin.
Rasulullah
Saw bertanya, “Apakah kalian semua telah masuk Islam?” Mereka menjawab, “Tidak
wahai Rasulullah.” Nabi bersabda, “Suruh mereka Kembali, karena kami tidak menerima
bantuan orang-orang musyrik untuk menyerang musyrik yang lain.” Di tengah
perjalanan, Abdullah bin Ubay bin Salul beserta 300 orang munafik keluar dari
barisan umat Islam hingga tersisa 700 prajurit saja.”
(Mustafa As-Siba’I, As-Sirah
An-Nabawiyah; Darus wa ‘Ibar: 87-88)
ASBABUN NUZUL
Al-Miswar
bin Mikhramah berkata kepada pamannya, Abdurrahman bin Auf Ra. Dia berkata
kepada pamannya, “Coba ceritakan kepadaku kisah peperangan Uhud.” Dia menjawab,
“Bacalah surah Ali Imran 3 : 121, disana kamu akan mendapatkan ayat, {Dan
(ingatlah), Ketika kamu berangkat pagi hari meninggalkan keluargamu untuk
mengatur kaum mu’minin..} sampai dengan ayat 154, {Kamudian setelah kamu
berduka cita, Allah Swt menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang
meliputi segolongan daripada kamu..}
(Al-Wahidi, Asbabu Nuzilil Qurani
124)
NASIHAT DAN PELAJARAN
1. Sesungguhnya
menyalahi perintah komandan yang arif dan bijaksana dapat menjerumuskan kepada
kebinasaan di medan pertempuran, sebagaimana terjadi pada peristiwa perang Uhud
2. Seandainya
pasukan panah yang ditempatkan oleh Rasulullah Sw di belakang pasukan beliau
tentu saja orang-orang musyrik tidak akan berhasil mengepung kaum muslimin dan
membalikkan keadaan dari kekalahan di awal pertempuran menjadi kemenangan.
Demikian pula kemaksiatan yang dilakukan dalam menyia-nyiakan kesempatan dan
memberi kemenangan kepada pihak musuh.
3. Sungguh
Allah Swt telah memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman mengenai
siksaan yang akan menimpa mereka jika menyalahi perintah Rasul mereka. Allah
berfirman, {..Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya
takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.} (QS An-Nur 24 : 63)
(Mustafa
As-Siba’i, As-Sirah An-Nabawiyyah, Durus wa ‘Ibar: 122-123)
Komentar
Posting Komentar