Larangan Memakan Daging Binatang Buas dan Binatang Bertaring

 

Larangan Memakan Daging Binatang Buas dan Binatang Bertaring

 


Ibnu Abbas Ra berkata :

“Rasulullah Saw melarang (memakan) seluruh binatang buas yang memiliki taring dan seluruh burung yang memiliki cakar.”[1]

Sitologi (ilmu gizi) modern telah menetapkan bahwa manusia akan mengadopsi Sebagian sifat dari binatang yang dia makan. Sebab, daging binatang tersebut mengandung toksin (racun) dan kotoran-kotoran yang mengalir dalam darah. Hal itu akan berpindah ke dalam perut manusia sehingga mempengaruhi perilaku mereka.

Binatang-binatang buas Ketika ingin memburu mangsanya, ia akan mengeluarkan berbagai hormone dan zat dalam tubuh yang dapat membantunya untuk menyerang dan memburu mangsanya.

Dr. S. Leibc, seorang dosen sitologi di Britania mengatakan, “Berbagai zat atau hormone tersebut keluar dari tubuh binatang, meski ia berada dalam kendang, tatkala diberikan kepadanya sepotong daging untuk dimakan.”

Beliau memberikan alasan untuk teorinya tersebut dengan mengatakan, “Cobalah sesekali anda pergi mengunjungi kebun binatang dan melakukan pengamatan terhadap seekor harimau yang kejam Ketika memotong-motong dan mengunyah daging. Anda akan melihat sifat amarah dan kemuraman yang terlukis di wajahnya. Kemudian, alihkan pandangan anda kepada seekor gajah dan amatilah sikapnya yang tenang tatkala ia sedang makan. Atau Ketika ia bermain-main dengan anak-anaknya serta para pengunjung. Perhatikan pula seekor singa yang terkenal akan kebuasan dan keganasannya dengan seekor unta yang memiliki ketenangan.”

Telah dilakukan pengamatan terhadap beberapa orang yang biasa memakan daging binatang buas atau daging binatang lainnya yang dilarang dalam Islam. Hasilnya, mereka mengikuti sifat ganas dan cenderung bersifat kejam tanpa sebab;  mereka pun menjadi gemar menumpahkan darah (membunuh).

Berbagai pengkajian dan penelitian juga telah dilakukan atas berbagai suku yang suka memakan daging binatang buas. Hasilnya, Sebagian dari suku itu terpengaruh sifat buas sehingga suka memakan daging manusia. Selain itu penelitian ini juga mendapatkan fenomena bahwa suku-suku terkena penyimpangan seksual dan tidak memiliki rasa cemburu pada yang lain. Lebih dari itu, ia tidak menghormati aturan rumah tangga serta menyepelekan harga diri dan kemuliaan. Ini merupakan pola kehidupan binatang buas. Contoh kehidupan binatang lainnya adalah seekor binatang jantan menyerang binatang jantan yang lain dan membunuhnya demi mendapatkan si betina. Sampai datanglah binatang jantan lainnya yang lebih muda, lebih berenergi, dan lebih kuat, kemudian membunuh binatang jantan yang merampas si betina tersebut. Demikian seterusnya.

Kini, hilangnya rasa cemburu dan munculnya berbagai fenomena penyimpangan seksual, seperti bergonta-ganti pasangan telah menjangkiti orang eropa. Ini karena mereka gemar mengonsumsi daging babi. Sebagaimana kita ketahui Bersama bahwa apabila seekor babi diternak dalam kendang yang bersih lalu dibiarkan bebas agar bisa merumput di hutan maka ia tetap akan Kembali kepada sifat dasarnya. Ia pun akan tetap memakan bangkai yang ia dapati dalam perjalanan. Bahkan, ia lebih menikmati hal  itu daripada memakan sayuran dan kentang yang biasa ia makan di dalam kendang yang bersih lagi steril.

Kualitas daging babi adalah sangat buruk. Sebab, di dalam daging babi terdapat cacing, parasite, dan kuman yang bermacam-macam jenisnya. Hal itu Ia pindahkan ke dalam tubuh orang yang memakannya. Daging babi mengandung kadar lemak yang paling banyak dibandingkan jenis daging lainnya. Itulah yang membuat daing babi sangat sulit dicerna. Secara teori, mudah tidaknya daging yang dapat dicerna manusia tergantung kadar serta jenis lemak yang dikandungnya. Semakin berlimpah kadar lemak, semakin sulit pula untuk dicerna.

Tahukan Anda!

Dalam Ensiklopedia Amerika disebutkan bahwasanya setiap 100 pon daging babi mengandung 50 pon lemak. Dengan kata lain, persentasenya mencapai 50%. Sedangkan lemak dalam daging domba hanya 17% dan lemak dalam anak sapi tidak lebih dari 5%. Seperti yang dibuktikan oleh suatu Analisa bahwasanya lemak daging babi mengandung asam lemak yang tinggi. Sedangkan perbandingan persentase kolesterol antara lemak daging babi, daging domba, dan daging anak sapi adalah 9 : 7 : 6. Artinya berdasarkan hitungan mudahnya, persentase kolesterol dalam daging babi sepuluh kali lipat lebih banyak daripada dalam daging sapi.

          Kenyataan ini merupakan indikasi penting bahwa lemak-lemak tersebut dapat meningkatkan zat kolesterol dalam darah manusia. Apabila zat kolesterol ini melebihi ukuran normal maka ia akan tersimpan dalam pembuluh darah, khususnya pembuluh darah hati. Selanjutnya, akan terjadi pengapuran pembuluh darah (atherosclerosis) dan naiknya tekanan darah. Ini merupakan penyebab utama kasus penyakit jantung yang telah menyebar di Eropa. Sebagaimana yang muncul dalam data statistic yang mempublikasikan tentang penyakit jantung dan pengapuran pembuluh darah (atherosclerosis). Persentase orang yang terkena dua penyakit ini di Eropa mencapai lima kali lipat persentasenya di dunia Islam. Hal itu juga mengakibatkan ketegangan pada saraf.

          Selain itu, binatang pemakan daging pasti memiliki gigi taring. Ia memiliki empat gigi taring besar pada rahang atas dan bawah. Ini sesuai dengan ciri hewan yang dagingnya haram dimakan sesuai hadist.

          Rambu-rambu tersebut tidak terbatas pada binatang-binatang saja, tapi mencakup ungags juga. Sebab, ungags itu terbagi menjadi 2, yakni (1) ungags pemakan rumput dan tumbuhan, seperti ayam dan merpati, serta (2) ungags pemakan daging, seperti burung elang dan rajawali.

          Untuk membedakan keduanya, ungags pemakan daging memiliki cakar yang tidak didapatkan pada ungags pemakan tumbuhan. Secara fitrahnya, manusia akan menjauhi binatang atau ungags pemangsa daging, kecuali Sebagian masyarakat yang kurang ilmu atau masyarakat pedalaman. Ketahuilah bahwa Islam telah memberikan rambu-rambu dalam hal makanan ini sejak 14 abad yang silam.

Referensi :

Sulaiman, Shubhi. (2015). Thibbun Nabawi : 31 Mukjizat ilmiah hadist-hadist Nabi tentang Kesehatan. Istanbul : Cipayung, Jakarta Timur



[1] HR Abu Dawud

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum