Kecamuk Perang Uhud

 Kecamuk Perang Uhud

 


         Pada saat yang genting di tengah berlangsungnya perang Uhud, Ubay bin Khalaf berusaha mendekati Rasulullah Saw untuk membunuh beliau. Dia bersumpah tidak akan berhenti sampai beliau terbunuh.

         Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya. Rasulullah Saw mampu mempertahankan diri dengan menyambar belati dari seseorang, lalu menghujamkannya ke leher Ubay. Akhirnya dia tewas seketika. Ubay bin Khalaf adalah satu-satunya orang yang tewas di tangan Nabi Saw dalam seluruh peperangan yang beliau jalani.

         Beberapa lama kemudian, Rasulullah Saw sampu berdiri dan naik di atas Pundak Talhah bin Ubaidillah Ra untuk melihat pasukan musyrikin. Beliau melihat batalyon musyrikin berada di leher gunung Uhud. Beliau lalu mengutus seseorang lalu berlari kea rah mereka seraya berkata, “Tidak seyogyanya mereka berada di atas kita. Ya Allah, tiada kekuatan bagi kami selain dari-Mu.” Tidak beberapa lama kemudian, peperangan pun berakhir dengan kekalahan kaum muslimin karena pasukan musyrikin yang berada di atas lereng gunung Uhud tersebut. Abu sufyan dan orang-orang musyrik pun puas karena dapat membalas kekalahan di perang Badar. Mereka berkata, “Hari ini adalah pembalasan hari Badar.”

         Di antara para sahabat yang gugur dalam perang Uhud adalah Hamzah bin Abdul Muthallib Ra, paman Rasulullah Saw. Hindun, istri Abu Sufyan, memperlakukan jasad Hamzah dengan tidak manusiawi. Dia merobek hati Hamzah dan mengunyahnya. Setelah dia merasakan pahit, langsung memuntahkannya. Menyaksikan kejadian itu, Rasulullah Saw menjadi sangat sedih. Beliau bersabda, “Apabila Allah menunjukkan kaum Quraisy di suatu tempat, pasti aku akan membalas 30 laki-laki dari mereka.” Akan tetapi, Allah melarang pembalasan setelah peristiwa itu.

         Dalam perang ini, prajurit yang gugur dari pihak muslim mencapai 70 orang, sedangkan dari pihak musyrikin 23 orang. Berkaitan dengan peristiwa perang Uhud ini, Allah Swt menurunkan beberapa ayat yang membalut luka kaum mikminin dan mengingatkan Rasulullah Saw tentang kekalahan yang mereka alami. 

(Mustafa As-Siba’I, As-Sirah An-Nabawiyyah; Durus wa ‘Ibar: 90-91)

 

ASBABUN NUZUL

Ibnu Abbas Ra berkata, “Para sahabat Nabi Saw terpukul mundur pada perang Uhud. Itu terjadi Ketika Khalid bin Walid (Ketika masih musyrik) dengan pasukannnya menaiki bukit (pemanah) dan mendesak mundur mereka. Rasulullah Saw berdoa, “Ya Allah, janganlah mereka mengalahkan kami. Ya Allah tidak ada kekuatan bagi kami kecuali Engkau. Ya Allah, tidaklah ada yang membela-Mu melalui kota ini selain para sahabatku.” Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat, {Dan Janganlah kamu (merasa) lemah, dan Jangan pula kamu bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.}

(Al-Wahidi, Asbabu Nuzul Al-Qur’an: 128)

 

NASIHAT & PELAJARAN

1.  Rakus terhadap materi akan mendorong seseorang pada kegagalan dan kekalahan, sebagaimana terjadi pada perang Uhud Ketika pasukan pemanah meninggalkan posnya karena ingin memperoleh harta rampasan perang, padahal kemenangan sudah di depan mata, tetapi karena Sebagian dari mereka rakus terhadap harta rampasan perang dan mengabaikan tugas, musuh berbalik menyerang (pasukan Khalid bin Walid menyerang dari leher gunung, belakang kaum muslimin, mengepung dari belakang dan depan) dan mengalahkan kaum muslimin.

 

2.    Sekiranya Nabi Saw dan kaum Muslimin yang jujur setia menyertai beliau tidak kukuh, niscaya setelah itu kemenangan yang nyata tidak berpindah kepada kekalahan. Sikap rakus terhadap kekayaan telah merusak dakwah dan pengaruhnya terhadap jiwa. Sesungguhnya yang demikian itu akan membawa manusia pada keraguan dalam dakwah dan menimbulkan tuduhan bahwa dalam dakwahnya dia tidak bertujuan mengharapkan ridho Allah Swt, tetapi mengumpulkan harta atas nama agama dan demi kemajuan. Keyakinan semacam ini telah menyinggung dari agama Allah dan menimbulkan dampak buruk bagi setiap orang yang menyeru kepada perbaikan atas dasar kejujuran dan keikhlasan

 (Mustafa As-Siba’I, As-Sirah An-Nabawiyyah; Durus wa ‘Ibar: 123)

     


KUTIPAN SURAT ALI IMRAN AYAT 139-141

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.


Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,


Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum