MUSA AS : BALASAN PENYEMBAH (PATUNG) ANAK SAPI
MUSA
AS : BALASAN PENYEMBAH (PATUNG) ANAK SAPI
Ketika
Musa As. Menjumpai dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi, segera ia
menuju saudaranya, Harun As. Musa memegang rambut dan janggut Harun sambal menariknya.
Harun berkata, “Wahai putra ibuku janganlah engkau Tarik janggutku dan jangan Tarik
pula kepalaku, Aku sungguh khawatir engkau akan berkata kepadaku, ‘Engkau telah
memecah belah Bani Israil dan tidak memelihara amanatku.’’
Kemudian
Musa As. Meninggalkan Harun As. Dan menemui Samiri seraya berkata, “Apakah yang
mendorongmu berbuat demikian wahai Samiri?” Samiri menjawab, “Aku mengetahui
sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku mengambil segenggam tanah dari
jejak utusan (Jibril) lalu aku melemparkannya ke dalam api, demikianlah nafsuku
membujukku.” Musa berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam
kehidupanmu di dunia ini engkau hanya dapat berkata. ‘Janganlah menyentuhku aku
(terkucilkan).”
Kemudian
Musa pun mengambil patung anak sapi tersebut, ia mendinginkannya dengan sebuah
alat pendingin lalu membakarnya dan menghamburkannya ke dalam laut. Ketika Musa
melemparkan lembaran-lembaran, ia pergi untuk beberapa minggu dan meminta
kepada Bani Israil untuk segera bertaubat. Akan tetapi Allah Swt. Enggan menerima
taubat mereka. Sampai akhirnya Musa mengatakan kepada mereka, {“…Wahai kaumku! Kamu
benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi
(sebagai sesembahan), karena itu bertaubatlah kepada penciptamu dan bunuhlah
dirimu…”}
Maka
saling bunuhlah orang-orang yang menyembah patung anak sapi itu dengan yang
tidak menyembahnya. Orang yang terbunuh dari dua kelompok ini menjadi syahid,
dan yang terbunuh diantara mereka sebanyak 70 ribu orang. Lalu Musa As. Dan Harun
As. Berdiri memohon ampunan kepada Allah Swt. Dan Allah Swt. Memaafkan keudanya.
Musa pun memerintahkan kepada kaumnya agar berhenti dari peperangan. Lantas Musa
As. Bermaksud untuk membunuh Samiri tetapi Allah Swt. Memerintahkan supaya
meninggalkannya. Musa As berkata, “Sungguh Di aitu Yang Maha Pengasih.” Dan Musa
melaknatnya (Samiri).
(Ibnu Asir Al-Jazari, Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1 :
146-147)
Dari Ibnu Abbas Ra. ia berkata. "Rasulullah Saw. bersabda, 'Kabar (yang terdengar) itu tidaklah sama seperti yang disaksikan. Sesungguhnya Allah mengabarkan kepada Musa tentang apa yang diperbuat oleh kaumnya terhadap (patung) anak sapi. Musa saat itu tidak melemparkan lauh-lauh (lembaran-lembaran yang bertulisan isi taurat), namun setelah menyaksikannya sendiri apa yang mereka perbuat, Musa melempar lauh-lauh itu hingga pecah." (HR Ahmad dalam musnadnya, 1/215, 271, Ibnu Hibban dalam Sahihnya, (6213), Ibnu Ady dalam Al-Kamil, Al-Quraisyi, Qisasu'l Anbiya, 1442 H/2002 M : 327; Sahih Al-Jami' : 5374)
Nasihat dan Pembelajaran
Begitu banyak Bani Israil dibicarakan dalam
Al-Quran agar kisahnya dapat dijadikan pelajaran dan ibrah. Allah Swt telah
memberikan nikmat yang begitu banyak kepada mereka namun kenikmatan itu dibalas
dengan pengingkaran, kebaikan dibalas dengan kemaksiatan, cahaya iman dibalas
dengan kekufuran.
Musa As berusaha
untuk menyelamatkan Bani Israil dari kelaliman, kemaksiatan, dan kedurhakaan.
Musa As berusaha menyeru mereka untuk menyembah Allah Swt dan menaati-Nya. Tetapi
seruan Musa As malah diingkarinya. Mereka tidak menyadarinya bahwa Allah Swt
telah menyelamatkan mereka dari kerajaan Fir’aun dan bala tentaranya. Bahkan
Samiri mendakwahkan dirinya, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui.”
Oleh sebab keingkaran, kemaksiatan, dan kedurhakaan mereka, maka Allah Swt
mengazab mereka dengan azab yang sangat pedih.
Hal seperti ini
bukan hanya berlaku bagi Bani Israil, namun siapapun yang melakukan kedurhakaan,
keingkaran dan kemaksiatan niscara Allah Swt akan mengazabnya. (Ibnu Asir Al-Jazari,
Al-Kamil fit At-Tarikhi, Jilid 1 : 146-147)
Komentar
Posting Komentar