Klasifikasi Data

 

Klasifikasi Data

 


1.    Tipe Data

Data diklasifikasikan menurut tipe dan skala pengukuran. Sekelompok data dapat dibagi menurut tipe dasar yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif jika karakteristik tertentu atau variable berisi atribut, label, atau non numerik (bukan angka). Misalnya variable jenis kelamin, agama, warna rambut. Sedangkan Data Kuantitatif berisi ukuran-ukuran numerik (angka) hasil pengukuran atau hasil perhitungan. Misalnya banyaknya buruh yang bekerja di suatu industry, banyaknya barang yang diproduksi perusahaan, banyaknya jumlah siswa kelas 12 dst.

 

Contoh : Data Tingkat kecelakaan kendaraan bermotor menurut wilayah kecamatan di Kota Surabaya tahun 2015

Wilayah Kecamatan

Tingkat Kecelakaan kendaraan bermotor per 1000

Tegalsari

0,06

Genteng

0,11

Simokerto

0,01

Semampir

0,07

Krembangan

0,57

Gubeng

0,05

Tambaksari

0,01

Rungkut

0,07

Sukolilo

0,15

 

Informasi tersebut menunjukkan sekelompok yang berisi nama-nama wilayah kecamatan dan banyaknya kecelakaan kendaraan bermotor. Nama wilayah kecamatan adalah non numerik, sehingga disebut data kualitatif. Banyaknya atau tingkatan kecelakaan kendaraan bermotor disebut data kuantitatif.

 

2.    Skala Data

Karakteristik lain dari suatu data adalah skala pengukuran. Skala pengukuran menentukan yang mana perhitungan statistic yang berarti. Ada 4 skala pengukuran atau skala data mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio

 

1)    Nominal

Nominal adalah skala pengukuran yang paling rendah, umumnya digunakan pada data yang hanya bisa diklasifikasikan dalam beberapa kategori.

Contoh : Agama yang dianut diklasifikasikan menjadi 5

a)   Islam

b)   Hindu

c)   Budha

d)   Kristen

e)   Konghucu

Selanjutnya kategori tadi dianggap saling lepas (mutually exclusive) artinya tidak mungkin seseorang yang beragama islam menganut agama lain dan sebaliknya. Dan lengkap terbatas (Exhaustive) artinya setiap populasi atau sample harus masuk ke dalam salah satu kategori di atas.

Contoh Tabel :

Agama Yang Dianut

Frekuensi

Islam

67

Hindu

45

Budha

30

Kristen

34

Konghucu

20

 

2)   Ordinal

Suatu skala pengukuran dimana satu kategori memiliki suatu tingkatan lebih tinggi / rendah dari kategori lainnya. Selain itu memiliki ciri yang sama yaitu saling lepas (mutually exclusive) dan lengkap terbatas (Exhaustive). Contoh :

Tingkatan Pendidikan formal dikategorikan :

a)   SD (dimisalkan dengan angka : 1)

b)   SMP (dimisalkan dengan angka : 2)

c)   SMA (dimisalkan dengan angka : 3)

d)   Perguruan Tinggi (dimisalkan dengan angka : 4)

Maka dari data di atas dapat dikatakan bahwa smp (2) lebih tinggi dari sd (1) dan Perguruan Tinggi (4) adalah yang tertinggi. Tapi tidak bisa dikatakan bahwa SMP (2) adalah lebih tinggi 2x dari pada SD (1) atau SD (1) lebih rendah 4x dibandingkan Perguruan Tinggi (4).

3)   Interval

Semua ciri sekala Ordnial + Jarak antar nilai bernilai tetap. Pengukuran skala interval mempunyai ciri saling lepas (mutually exclusive) dan lengkap terbatas (Exhaustive) dan Tidak memiliki nilai nol (0) mutlak.

 

Contoh :

Suhu udara di Kota Sidoarjo selama satu tahun dikategorikan :

a)   Januari – Maret = 30 – 35 oC

b)   April – Juni = 28-30 oC

c)   Juli – September = 25-28 oC

Suhu-suhu tersebut dapat dengan mudah diurutkan dan dapat menentukan perbedaan diantara suhu-suhu itu. Hal ini dapat dimungkinkan, mengingat 1oC menyatakan satu unit yang tetap dari pengukuran. Dan juga titik nol oC dapat dirasakan (dingin). Kategori 2 bersuhu lebih dingin dibandingkan kategori 1 ( Bulan April-Juni lebih dingin dibandingkan Januari-Maret.

 

4)   Rasio
Semua ciri skala interval dimiliki skala Rasio. Perbedaannya yaitu Rasio memiliki nilai nol mutlak dan rasio antara dua nilai memiliki arti.

Contoh :

Berat badan Pekerja Buruh (Dalam Pon)

Total Berat badan Dhika 180 pon 

Total Berat badan Nindi 90 pon 

Maka Dhika 2 kali lebih berat daripada Nindi. Jika Dhika ditanya berat badan sekarang ? dan jawabannya adalah nol, berarti Dhika belum melakukan penimbangan berat badan atau Dhika tidak ada.

 

Ringkasan Hasil Skala Pengukuran Dapat dilihat dari bagan dibawah ini :

Skala Pengukuran

Data dibedakan dalam Kategori

Data Tersusun dalam Tingkatan

Data mempunyai Urutan yang Sama

Data dapat Dilakukan Perhitungan

Nominal

V

 

 

 

Ordinal

V

V

 

 

Interval

V

V

V

 

Rasio

V

V

V

V

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum