INSOMNIA – Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara mengatasi
INSOMNIA
Tidur merupakan salah satu kebutuhan yang
penting bagi manusia, karena manusia membutuhkan waktu untuk istirahat setelah
menjalani kegiatan yang sangat menguras energi. Tidur mengklaim sekitar
sepertiga masa hidup kita, lebih banyak daripada usaha pencapaian apa pun dalam
hidup kita. Shakespear melukiskan tidur sebagai “pemberi gizi utama dalam
jamuan hidup”. Shakespear mengemukakan bahwa bagi sebagian terbesar manusia
istirahat dalam penting untuk menjaga badan, pikiran dan semangat dalam keadaan
baik. Robert Mck Nish, didalam bukunya the phylosophy of sleep (1834),
mengemukakan bahwa tidur merupakan keadaan di antara hidup dan mati. Keuntungan
penting dari tidur mencakup pengembalian kondisi tubuh, adaptasi, pertumbuhan,
dan ingatan. Banyak para ahli neurosains juga percaya bahwa tidur memberikan
kesempatan bagi saraf-saraf yang bekerja ketika kita terjaga untuk domatikan
dan memperbaiki diri mereka sendiri (National Institute of Neurological
Disorders and Stroke, 2001). Ketika kita tidak cukup
tidur, tubuh sering tidak berfungsi dengan baik, secara fisik dan mental.
Kekurangan tidur sangat berpengaruh dan membuat tubuh stress. Masalah tidur
yang umum adalah insomnia.
Apa sih Insomnia itu?
Insomnia
adalah kesulitan memulai
dan mempertahankan tidur
(Lopez, 2011). Orang yang mengalami
insomnia memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang kurang sehingga pada saat
bangun tidur, penderita insomnia merasa tidak segar dan masih mengantuk. Insomnia yang terjadi sesekali bukanlah
kondisi yang berbahaya. Namun, bila telah berlangsung lama, kondisi tersebut
tentu perlu diwaspadai.
Penyebab Terjadinya Insomnia
Insomnia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu
penyebab insomnia adalah hal yang memicu stress. Misalnya karena terlalu
memikirkan pekerjaan, kondisi kesehatan, atau keuangan. Stres juga bisa
disebabkan oleh peristiwa duka, seperti sakit atau kematian yang menimpa
pasangan maupun keluarga dekat. Hal lain yang dapat menyebabkan insomnia
meliputi:
- Gangguan psikologi, antara
lain:
- Gangguan
kecemasan, seperti panik dan stress
- Gangguan
psikosis, misalnya skizofrenia.
- Gangguan
suasana hati, seperti depresi atau gangguan bipolar.
- Gangguan kesehatan, di
antaranya:
- Gangguan
hormon.
- Gangguan
jantung, seperti gagal jantung dan angina.
- Gangguan
otot dan sendi, misalnya radang sendi (artritis).
- Gangguan
pada organ kemih.
- Gangguan
pencernaan, misalnya GERD
- Gangguan
pernapasan, seperti asma.
- Gangguan
saraf, seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer.
- Gangguan
tidur lainnya.
- Diabetes.
- Kanker.
- Gaya hidup tidak sehat, seperti
merokok, menyalahgunakan NAPZA, dan mengonsumsi minuman beralkohol atau
berkafein secara berlebihan.
- Obat-obatan, meliputi:
- Antidepresan,
seperti fluoxetine dan
- Obat
antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
- Obat
asma, seperti salbutamol, salmeterol,
dan teofilin.
- Obat
anti kejang.
- Obat
stimulan, misalnya methylphenidate untuk menangani
gangguan hiperaktif (ADHD) atau modafinil untuk
menangani narkolepsi.
- Obat
tekanan darah tinggi, seperti penghambat beta.
- Faktor lingkungan, seperti
suara bising, lampu yang terlalu terang, serta suhu yang terlalu dingin
atau terlalu panas, sehingga dapat mengganggu tidur.
Faktor Risiko Insomnia
Walaupun tiap orang dapat mengalami insomnia, terdapat
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Di
antaranya adalah:
- Berjenis kelamin
wanita. Perubahan hormon selama
menstruasi atau
masa menopause dapat
mengganggu pola tidur. Selain itu, insomnia juga dapat terjadi pada masa
kehamilan.
- Usia di atas 60 tahun. Kondisi
kesehatan dan pola tidur berubah seiring usia, dan meningkatkan risiko
insomnia.
- Kondisi medis. Risiko
insomnia semakin besar pada seseorang dengan gangguan kesehatan, baik
fisik maupun mental.
- Perubahan jadwal
aktivitas. Faktor ini
dapat mengganggu pola tidur, misalnya karena pergantian jadwal dalam
bekerja.
- Stres. Stres
ringan dapat menyebabkan insomnia sementara. Semakin berat dan lama stres
yang dirasakan, risiko terjadinya insomnia kronis akan makin tinggi.
Gejala Penderita Insomnia
Gejala insomnia cukup beragam, dan
dapat berlangsung dalam hitungan bulan bahkan tahun. Seseorang yang mengalami
insomnia sangat sulit untuk merasakan ngantuk, sehingga menentukan ukuran tidur
normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda bagi setiap orang. Hal tersebut
dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. Gejala-gejala
insomnia yang paling umum di antaranya:
- Sulit untuk
merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur.
- Terbangun
pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
- Merasa
lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas
secara baik pada siang hari.
- Tidak bisa
tidur siang meskipun tubuh terasa lelah.
Pencegahan dan Cara Mengatasi Insomnia
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah insomnia, di
antaranya adalah:
- Hindari
banyak makan dan minum sebelum tidur.
- Hindari
atau batasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
- Usahakan
aktif di siang hari agar terhindar dari tidur siang.
- Jangan
merokok.
- Jaga
kenyamanan kamar tidur, dan usahakan hanya masuk ke dalamnya bila ingin
tidur.
- Periksa
obat-obatan yang dikonsumsi, apakah kandungannya menyebabkan sulit tidur.
Beberapa Cara
Mengatasi Insomnia
Beberapa tips dan cara mengatasi insomnia yang bisa Anda coba, antara lain:
1. Luangkan waktu untuk
relaksasi
Anda bisa mencoba berbagai relaksasi sebelum tidur, misalnya dengan melakukan yoga
atau pilates. Aktivitas tersebut dapat memberikan ketenangan dan
kenyamanan, sehingga Anda pun akan mudah terlelap. Selain itu, beberapa
aktivitas menenangkan, seperti membaca buku, mandi air hangat, dan mendengarkan
musik dengan irama yang pelan juga dapat membuat Anda tidur lebih nyenyak.
2. Usahakan untuk terus berpikir positif
Insomnia bisa lebih mudah dialami oleh orang yang sering
cemas atau khawatir berlebihan. Oleh karena itu, cobalah untuk selalu berpikir
positif agar pikiran bisa lebih tenang. Anda pun bisa mencoba meditasi untuk
menenangkan pikiran. Jika merasa kesulitan, Anda bisa berkonsultasi ke psikolog
atau psikiater untuk menjalani konseling dan psikoterapi.
3. Konsumsi makanan sehat
Anda sebaiknya menghindari konsumsi makanan dengan
kandungan lemak jenuh tinggi dan karbohidrat kompleks menjelang
tidur. Hal ini dikarenakan jenis makanan tersebut dapat memperberat kerja
sistem pencernaan, sehingga tubuh menjadi sulit beristirahat.
4. Kurangi konsumsi minuman beralkohol dan
berkafein
Untuk mengatasi insomnia, Anda juga perlu menghindari
konsumsi minuman beralkohol, kopi, teh, dan minuman ringan yang mengandung
kafein, terutama pada sore hari dan saat menjelang tidur. Agar lebih sehat,
Anda dapat menggantinya dengan susu atau air putih.
5. Hindari merokok sebelum tidur
Kandungan nikotin di dalam rokok dapat membuat Anda sulit
tidur. Oleh karena itu, hindari merokok sebelum tidur agar Anda tidak terjaga
sepanjang malam.
6. Antisipasi perubahan jam
tidur saat bepergian dan bekerja
Bepergian ke tempat dengan perbedaan waktu yang signifikan
atau tuntutan bekerja di malam hari, dapat mengganggu ritme sirkadian. Ritme
sirkadian merupakan mekanisme alami tubuh yang mengatur jadwal tidur dan
bangun, metabolisme, serta suhu tubuh setiap hari.
7. Ciptakan kamar tidur yang nyaman
Banyak orang merasa susah tidur karena bekerja, bermain game,
atau melakukan berbagai aktivitas lain di kamar tidurnya. Padahal, kamar tidur
idealnya hanya digunakan untuk tidur. Oleh karena itu, Anda perlu
menerapkan Sleep hygiene agar bisa lebih mudah tidur dengan
menempatkan kebutuhan pekerjaan/kegiatan lain di luar kamar tidur, serta
mengatur suhu dan menyesuaikan pencahayaan agar kamar terasa nyaman untuk
tidur. Pilihlah peralatan tidur yang juga mampu menunjang kualitas tidur Anda
menjadi lebih baik.
8. Terapkan gaya hidup sehat
Pola hidup ini dapat dilakukan dengan mengatur pola makan,
mengurangi stres, dan berolahraga secara rutin selama 30 menit setiap harinya.
Hal ini dapat menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas tidur Anda.
9. Konsumsi obat tidur sesuai
resep dokter
Obat-obatan untuk mengatasi insomnia sebaiknya hanya
digunakan sesekali dan sesuai resep serta anjuran dokter. Meski dapat membuat
Anda terlelap, pemakaian obat tidur juga dapat mendatangkan risiko dan efek
samping, seperti kecanduan, sulit konsentrasi, pusing dan sakit kepala, hingga
perubahan mood.
Jika setelah mencoba berbagai tips dan cara diatas namun
masih mengalami sulit tidur di malam hari, segera konsultasikan ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
N. Rizqiea, and E. Hartati, "PENGALAMAN MAHASISWA YANG
MENGALAMI INSOMNIA SELAMA MENGERJAKAN TUGAS AKHIR," Jurnal
Keperawatan Diponegoro, vol. 1, no. 1, pp. 231-236, Oct. 2012.
Lestari, Frida (2012) FAKTOR PSIKOLOGIS PENYEBAB INSOMNIA. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang.
https://www.alodokter.com/insomnia
https://www.alodokter.com/menyiasati-insomnia
Komentar
Posting Komentar