MAKALAH || Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan
MAKALAH
Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dengan
judul “Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan”.
Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah
Pengantar Studi Islam kami Bapak Djoko Hartono yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.
Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR
ISI.................................................................................................
BAB 1
1.1 LATAR
BELAKANG............................................................................... 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH........................................................................... 2
1.3
TUJUAN.................................................................................................... 2
BAB 2
2.1 PENGERTIAN
PENDIDIKAN............................................................... 3
2.2 PENDIDIKAN BERDASARKAN
ISLAM............................................. 8
2.3 ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN.............................................................. 15
2.4 PENTINGNYA MENGKAJI PENDIDIKAN
ISLAM............................ 17
2.5 METODE PENDIDIKAN DALAM
ISLAM........................................... 21
BAB 3
3.1 KESIMPULAN........................................................................................ 26
3.1 DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 27
BAB 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Agama islam adalah suatu keyakinan yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. Sekitar 1400 tahun yang lalu, diyakini menjamin kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin, dimana kehadiaran agama ini dituntut agar bisa
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.
Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Al-qur’an dan Hadits tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,
menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas,
egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan
persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Itulah kemuliaan ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. dan sebagai ajaran yang rahmatan lil alamin (rahmat seluruh alam).
Sebagai pengikut ajaran Nabi, kita wajib memelihara dan menjaga dalam kehidupan
serta mennyebarkan ajaran agama islam.
Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak begitu paham
tentang islam. Bahkan hal-hal mendasar seperti kewajiban dalam islam yakni
rukun islam dan rukun iman. Terlebih ilmu islam yang medalam. Karena dalam
islam sumber ilmunya sangatlah banyak. Salah satu sumber utamanya adalah Quran
dan Hadist. Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui malakiat Jibril sebagai petunjuk untuk umat manusia. Sementara Hadist
adalah berbagai aktivitas Nabi seperti ucapan dan perbuatan yang dituliskan
oleh para sahabat Nabi sebagai sumber dasar hukum setelah Quran.
Selain itu pokok-pokok ajaran Islam dan sejarah realitas pelaksanaannya
merupakan bagian yang perlu dikaji. Dalam kajian ini diperlukan beberapa
pendekatan studi Islam sehingga pemahaman tentang studi Islam dapat dengan
mudah tercapai. Pemahaman itu perlu didekati dengan berbagai dimensi, di
antaranya mengenai makna tentang Islam salah satunya pendidikan islam.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas tentu memunculkan
berbagai pertanyaan dalam permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah yang
dimaksud studi Islam dalam pendekatan pendidikan ?
2.
Mengapa pendidikan
dalam Islam perlu dikembangkan dan dikaji ?
3.
Bagaimana
metode-metode pendidikan dalam Islam ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
penulisan ini adalah:
1.
Untuk memahami
arti pendidikan
2.
Mendorong para
generasi muda untuk menempuh dunia pendidikan
3.
Untuk
mengetahui pentingnya pendidikan dalam Islam
4.
Untuk
mengetahui metode pendidikan dan pengajaran dalam islam
BAB 2
Pembahasan
2.1
Studi Islam
dalam pendekatan pendidikan
A.
Pengertian
Studi Islam
Studi merupakan penelitian, kajian, atau telaahan. Sedangkan studi
kasus berarti pendekatan untuk
meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.[1]Kata Studi Islam secara Etimologi
(bahasa) merupakan gabungan dari dua kata yaitu Studi dan Islam.
Kata studi sendiri memiliki banyak
makna, diantaranya Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu Study, yang berarti
mempelajari atau mengkaji. Menurut Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa
studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk
memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar atau meningkatkan
suatu keterampilan.
Menurut Muhammad Hatta Studi adalah
mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan
tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu
dan dengan metode tertentu pula. Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata salima dan aslama. Salima mengandung arti selamat, tunduk, dan
berserah. Sedangkan aslama juga mengandung arti kepatuhan, ketundukan, dan
berserah. Yang disebut dengan muslim adalah orang yang tunduk, patuh, dan
berserah diri sepenuhnya kepada ajaran Islam dan akan selamat dunia dan
akhirat.[2]
B.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik” dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa, definisi pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan
sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun,
mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi,
pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki
efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.[3]
Pengertian Pendidikan
secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.Pendidikan
juga dapat diartikan sebagai suatu sistem dan proses yang melibatkan berbagai
komponen. Komponen-komponen tersebut adalah komponen tujuan, pendidik, peserta
didik, alat, lingkungan/lembaga, kurikulum dan evaluasi. Antara satu komponen
dan komponen yang lainnya saling bekerja sama dalam mencapai tujuan. Apabila
ada komponen yang baik, tetapi juga ada yang jelek, maka tujuan tidak akan
tercapai dengan baik.
Meskipun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan
terhadap pendidikan, atau lebih tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun
hampir semua pihak sepakat bahwa nasib dari suatu komunitas atau bahkan suatu
bangsa di masa depan sangat bergantung pada perkembangan pendidikan.“Manusia membutuhkan
pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain
yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.”
Jadi studi Islam dalam
pendekatan pendidikan adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan
masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya,
ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu dalam Agama Islam
dengan pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
2.2
Pentingnya pendidikan
dalam Islam untuk dikembangkan dan dikaji
Dalam al-Qur’an
sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting,
jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip
dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk
dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa
indikasi yang terdapat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan antara
lain; Menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan
cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial
masyarakat.
1. Al-Quran Surah Al-Baqarah 2 : 31
(Dan Ia telah
mengajarkan Nabi Adam akan segala nama benda dan gunanya, kemudian
ditunjukkannya kepada malaikat lalu ia berfirman “Terangkanlah kepadaKu nama
benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar.”)
Ayat di atas
menjelaskan bahwa dahulu waktu Nabi Adam diciptakan, Nabi Adam sudah mendapat
pengajaran dari Allah Swt. secara langsung dengan dipelajarinya nama
benda-benda.
2.
Al-Quran Surah
Al-Alaq 96 : 1-5
(Bacalah (Wahai
Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia
menciptakan manusia dari sebuku darah beku. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, ia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.)
Ayat ini memberi isyarat dan perintah yang amat jelas dalam bidang
pendidikan. Perkataan iqra’ (bacalah) yang disebutkan oleh malaikat
Jibrail berulang-ulang kali kepada
Rasulullah saw menegaskan supaya umat manusia belajar, mengkaji dan mencari
ilmu. Jika diteliti secara lebih mendalam, ayat ini mendidik dan mengajak orang
yang beriman supaya menjadi orang yang berilmu (Mohd.Yusuf 2002). Petunjuk awal
ini jugalah yang telah mendorong Rasulullah saw menjadikan aspek pembinaan
peribadi cemerlang fizikal, mental dan spiritual mendahului segala agenda lain
yang bersifat duniawi, material dan pembangunan fizikal (Zainuddin Jaafar
2003).
Berdasarkan ayat ini juga, ulama membuat kesimpulan bahawa belajar
atau mencari ilmu itu adalah wajib terutamanya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
agama Islam (Mohd. Yusuf 2002). Kejadian Allah yang sangat luas memerlukan
kajian yang mendalam, memerlukan manusia menggunakan akalnya dan memperoleh
pengetahuan yang tinggi. Penguasaan ilmu adalah amat dituntut oleh Islam.
Justeru itu, Islam mewajibkan setiap umatnya, lelaki atau perempuan menuntut
ilmu. Kewajipan ini juga bertujuan supaya umat Islam itu tergolong dalam umat
Islam yang cerdas dan terhindar dari kejahilan.
3.
Surah
al-Mujadalah (58: 11)
(Allah
mengangkat darjat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu
beberapa darjat.)
Ayat di atas merupakan sebuah motivasi bagi orang-orang Islam untuk
menuntut ilmu, karena dengan ilmu manusia dimuliakan dari segala makhluk.
Pentingnya menuntut ilmu untuk kaum muslim agar terhindarnya kebodohan dan
kejumudan. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Quran yang menerangkan tentang
pentingnya suatu pendidikan.
Konsep tujuan pendidikan menurut Omar Muhammad At-Taumy
Asy-Syaibani, adalah perubahan yang diinginkan melalui proses pendidikan baik
pada tingkah laku individu pada kehidupan pribadinya, pada kehidupan masyarakat
dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan dan pengajaran itu sendiri
sebagai suatu aktivitas dan sebagai proporsi di anatara profesi dalam
masyarakat. (As-Syaibani, 1979 : 399)
Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang tidak berhasil atau
tidak mencapai tujuan apabila tidak ada perubahan pada diri peserta didik
setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.Tujuan adalah sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan telah dilaksanakan.
Pendidikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang berproses melalui beberapa
tahap dan tingkatan-tingkatan yang mempunyai tujuan yang bertahap dan
bertingkat pula. Tujuan dari pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan statis melainkan suatu keseluruhan dan kepribadian seseorang
berkenaan dengan seluruh aspek kepribadiannya.
Tujuan pendidikan
sendiri sangat banyak, salah satunya seperti yang tercantum dalam undang undang
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis
juga bertanggung jawab.[4]
Untuk
mencapai tujuan pendidikan harus dilaksanakan dengan usaha semaksimal mungkin,
walaupun pada kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam
berbagai hal. Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat
dimensi berikut[5]
:
1.
Tujuan pendidikan jasmani (al~ahdaf al~jismiyyah)
Mempersiapkan
diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui
keterampilan-keterampilan fisik.Ia berpijak pada pendapat dari Imam Nawawi yang
menafsirkan “al~qawy” sebagai
kekuatan iman yang ditopang oleh kekuatan fisik.(QS. Al~Baqarah (2) : 247 dan
Al~Anfal (8) : 60)
2. Tujuan pendidikan ruhani (al~ahdaf ar~ruhaniyyah)
Meningkatkan jiwa dan kesetiaan yang hanya kepada Allah Swt. Semata dan
melaksanakan moralitas islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
berdasarkan cita-cita ideal dalam Alquran (QS. Ali Imran (3) : 19). Indikasi
pendidikan ruhani adalah tidak bermuka dua (QS. Al-Baqarah (2) : 10), berupaya
memurnikan, dan menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negative (QS. Al-Baqarah (2) : 126), inilah yang
disebut dengan tazkiyyah (purification) dan hikmah (wisdom)
3. Tujuan pendidikan akal (al~ahdaf al~’aqliyyah)
Memberikan pengarahan untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya
dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan
ayat-ayat-Nya yang berhubungan peda peningkatan iman kepada Sang Pencipta.
Tahapan pendidikan akal ini adalah :
a. Pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin) (QS. At-Takatsur (102):5);
b. Pencapaian kebenaran empiris (‘ain al-yaqin) (QS. At-Takatsur (102)
:5);
c. Pencapaian kebenaran metaempiris atau
mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) (QS. Al-Waqiah (56) : 95).
4. Tujuan pendidikan sosial (al~ahdaf al~ijtima’iyyah)
Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh, yang
menjadi bagian dari komunitas sosial.Identitas individu disini tercermin
sebagai “an-nas” yang hidup pada
masyarakat plural (majemuk).
2.3 Metode Pendidikan dan
Pengajaran dalam Islam
A.
Pengertian
Metode dan Pendekatan
Kata metode berasal dari bahasa
Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku perkataan,
yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui
dan hodos berrti “jalan” atau “cara”[6].
Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan[7]. Sedangkan
dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa
Indonesia.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan
definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah
disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1.
Winarno
Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan[8]
2.
Abu Ahmadi
mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur[9]
3.
Ramayulis
mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan
proses pembelajaran.
4.
Omar Mohammad
mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang
dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang
diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan
tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan
dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.[10]
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian
metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
1.Adanya tujuan yang hendak dicapai
2.Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
3.Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
4.Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.
Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan
dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan
pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan[11] dapat
juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual.
Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai
pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di
dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.
B.
Metode
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Metode mengajar dalam istilah pendidikan disebut metodologi. A.G. Sujono berpendapat bahwa
metodologi adalah “cara meyajikan bahan pelajaran yang disebut dengan metode
mengajar. Guru wajib mengetahui dan mempraktekkan agar terhindar dari pendewaan
satu metode saja[12].
Menurut Abu Ahmadi menyatakan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk tujuan tertentu.
Mengajar merupakan menyajikan atau menyampaikan bahwa yang dimaksud
dengan mengajar adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang
digunakan dalam menyajikan bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Demikian juga dengan Pendidikan Agama Islam, pembelajaran bidang
studi Pendidikan Agama Islam juga tidak akan berhasil dengan baik tanpa
menggunakan metode yang tepat. Tata cara atau metode dalam menyampaikan materi
bidang studi Pendidikan Agama Islam diantaranya,
sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT dalam Q.s : an-Nah:125 :
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( QS. AnNahl : 125 )
Dari ayat di atas dapat diambil suatu petunjuk pokok dalam
menerapkan pendidikan yang diambil sebagai metode pengajaran agama Islam, yaitu
:
a. Dengan
hikmah (bijaksana)
b. Dengan pengajaran yang baik
c. Dengan
berdiskusi
Dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama yang dikeluarkan
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dikemukakan delapan
metode pengajaran agama Islam yaitu :
1.
Metode
ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam proses belajar mengajar,
dimana cara menyampaikan materi kepada anak didik dengan penuturan atau lisan”[13].
Metode ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang sering digunakan di
sekolah dan merupakan metode yang efektif karena dari segi waktu, tenaga dan
alat yang terbatas pedidik dapat menyampaikan informasi. Dalam buku Metodik
Pendidikan Agama dikatakan bahwa metode ceramah tepat dipergunakan sebagai
berikut :
a.
Apabila akan
menyampaikan bahan atau materi kepada orang banyak.
b.
Apabila
penceramahnya orang pembicara yang baik dan
berwibawa.
c.
Apbila tidak
ada waktu utnuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang akan
disampaikan terlalu banyak.
d.
Apabila bahan
atau materi yang akan disampaikan hanya merupakan keterangan atau penjelasan.
2.
Metode tanya
jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah
diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.[14]
Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan yang sudah diajarkan dan
untuk merangsang perhatian murid dengan berbagai cara atau sebagai aperseppsi
selingan dan evaluasi. Metode ini sangat baik digunakan untuk membangkitkan
kreativitas siswa siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang memakan banyak waktu dan kemungkinan penyimpangan dari
pokok permasalahan.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah “salah satu alternatif metode/cara yang dapat
dipakai oleh salah seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu
masalah berdasarkan pendapat para siswa”[15].
khusus dalam Pendidikan Agama Islam, metode diskusi dapat dimanfaatkan suatu
untuk mengembangkan sikap tenggang rasa serta keberanian mengemukakan pendapat
masing-masing sesuai dengan ajaran Islam yang paling baik. Dalam buku Metodik
Khusus Pendidikan Agama Islam dinyatakan bahwa metode diskusi tepat digunakan
untuk:
a.
Apabila ada
soal-soal atau masalah yang sebaiknya pemecahannya diserahkan kepada murid-murid
b.
Untuk mencari
keputusan atau pendapat bersama mengenai masalah
c.
Untuk
menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirnya secara
terarah dan dapat diterima orang lain.
d.
Untuk
membiasakan anak didik suka mendengarkan pendapat orang lain. Sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri, membiasakan sifat terbuka.
4.
Metode
eksperimen
Metode eksperimen adalah cara pengajaran pendidik dan peserta didik
bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh
atau akibat dari suatu aksi”. Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu
pelajaran tertentu, seperti pelajaran kimia, IPA, PAI dan lain-lain. Metode
eksperimen dalam pembelajaran PAI contohnya setelah pendidik menyampaikan
materi atau teori pembelajaran tentag tata cara berwuduk yang baik dan benar ,
maka pendidik dan peserta didik melakukan percobaan untuk melaksanakan
bagaimana tata cara berwuduk yang baik dan benar.
5.
Metode
demonstrasi
Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan
oleh seseorang guru atau orang lain sehingga yang sengaja diminta atau siswa
sendiri yang ditunjuk untuk memperlihatkan kepadakelas tentang suatu proses
atau cara melakukan sesuatu.Keuntungan metode ini adalah akan dapat mengubah
cara memberikan pelajaran dari yang biasa kepada cara yang lebih mendidik, baik
dan menarik. Sehingga peserta didik dapat melihat, mendengarkan penjelasan dan
melakukan sendiri. Sementara kelemahannya salah satunya adalah banyak
memerlukan waktu, kemudian jika alat peraga kurang mencukupi dan kurang sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan mengakibatkan metode demonstrasi ini kurang
memuaskan dan tertib.
6.
Metode
pemberian tugas
Metode pemberian tugas ini sering disebut dengan metode pekerjaan
rumah. Metode pemberian tugas adalah metode, dimana peserta didik diberi tugas
khususnya di luar jam belajar”[16].
Metode ini sangat baik untuk merangsang peserta didik agar lebih aktif dan
rajin serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Namun disamping itu ada
kelemahannya, yaitu: sering kali pekerjaan rumah dikerjakan orang lain sehingga
anak didik tidak mengerti tentang pelajaran itu, dengan demikian tujuan
pelajaran tidak tercapai.
7.
Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa peserta
didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan
dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem
gotong royong. Metode kelompok ini digunakan apabila ada kekurangan alat dan
fasilitas pelajaran di kelas misalnya dalam satu kelas hanya ada beberapa buku saja maka peserta didik dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas.
8.
Metode karya
wisata
Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan
mengajak peserta didik ke luar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau
tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Dengan adanya metode karya
wisata maka peserta didik dapat dengan jelas memberikan pengertian terhadap
pokok permasalahan kemudian untuk membangkitkan rasa cinta dan menumbuhkan
kesadaran yang tinggi dalam pribadi peserta didik terhadap lingkungan sebagai
alam ciptaan Allah.
BAB 3
Kesimpulan
Studi Islam dalam pendekatan pendidikan adalah mempelajari sesuatu
untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam
hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode
tertentu dalam Agama Islam dengan pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dengan mengetahui betapa pentingnya arti pendidikan dalam suatu bangsa,
terlebih lagi pendidikan islam, diharapkan manusia akan berlomba-lomba dalam
menuntut ilmu, dan mengamalkannya.
Seperti kata Prof. Dr. Daoed Joesoef “Pendidikan merupakan kunci
kemajuan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang maju, yang tidak didukung
pendidikan yang kuat”. Bukan menjadi
rahasia umum jika maju tidaknya suatu Negara dipengaruhi oleh faktor
pendidikan. Dengan pendidikan yang baik akan tercetak generasi penerus bangsa
yang berkualitas.
Sama halnya dengan pendidikan pengetahuan umum, pendidikan islam sangat
penting bagi terbentuknya karakter bangsa. Dengan adanya pemahaman agama yang
baik, akan muncul karakter yang baik pula. Karena mereka yang paham akan agama
akan menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang mereka terima sesuai dengan dasar
agama islam.
Metode - metode pembelajaran islam pun juga sangat beragam, tergantung
situasi dan kondisi masing - masing daerah. Ada Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode Diskusi,
Metode eksperimen, Metode demonstrasi, Metode pemberian tugas, Metode kerja
kelompok, Metode karya wisata. Ada juga metode pembelajaran ilmiah, karakteristik yang mempelajari
ilmu ilmu tentang alam semesta ini.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. Metodik Khusus Pendidikan Agama.
Bandung: Amrika, 2002
Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung : Pustaka Setia, 2005
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2003
Khoiriyah. Memahami Metodologi
Studi Islam. Yogyakarta : Teras, 2013
Mohammad, Omar. Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang 1979
Nizar, Samsu dan Ramayulis. Filsafat
Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya.
Jakarta : Kalam mulia, 2009
Nizar, Samsu dan Ramayulis. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam mulia, 2009
Ramayulis. ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kalam Mulia, 2008
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Kalam nuria, 1990
Surakhmad. Pengantar interaksi Belajar
Mengajar. Bandung : Tarsito, 1998
[1] Kamus Besar
Bahasa Indonesia
[2] Khoiriyah, Memahami
Metodologi Studi Islam. (Yogyakarta:Teras, 2013) hlm. 19-20
[3] Wikipedia, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan,
pada tanggal 24 November 2018
[4] UU No. 20 Tahun 2003
[5] Abd
Ar-Rahman Shaleh Abd Allah. Educational Theory, a Qur’anic Outlook (terj. Arifin HM, 1991: 138-153)
[6] Ramayulis dan Samsu
Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para
Tokohnya, (Jakarta : Kalam mulia, 2009), hal 209
[7] Ramayulis, Metodologi
Pendidikan Agama Islam. (Jakarta : Kalam Mulia 2008), hal. 2-3
[8] Surakhmad. Pengantar
interaksi Belajar Mengajar. (Bandung : Tarsito 1998), hal. 96
[9] Abu Ahmadi. Strategi
Belajar Mengajar. (Bandung : Pustaka Setia 2005), hal. 52
[10] Omar Mohammad. Falsafah Pendidikan
Islam, Jakarta : Bulan Bintang 1979), hal.553
[11] Ramayulis
dan Samsu Nizar. Filsafat Pendidikan Islam, hal 209
[12] Abu Ahmadi. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Bandung:
Amrika 2002), hal 16
[13] Armai Arief. Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers 2003), hal 140
[14] Ramayulis.
Ilmu Pendidikan Islam . (Jakarta: Kalam Mulia 2008), hal 193
[16] Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama
Islam. hal 145
Komentar
Posting Komentar