MAKALAH || Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan

 

MAKALAH

Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan


KATA PENGANTAR 


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dengan judul “Studi Islam dalam Pendekatan Pendidikan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah Pengantar Studi Islam kami Bapak Djoko Hartono yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................       2

1.3 TUJUAN....................................................................................................          2

BAB 2

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN...............................................................    3

2.2 PENDIDIKAN BERDASARKAN ISLAM.............................................    8

2.3 ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN..............................................................     15

2.4 PENTINGNYA MENGKAJI PENDIDIKAN ISLAM............................ 17

2.5 METODE PENDIDIKAN DALAM ISLAM...........................................      21

BAB 3

3.1 KESIMPULAN........................................................................................          26

3.1 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................      27

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1

Pendahuluan

 

1.1           Latar Belakang

Agama islam adalah suatu keyakinan yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Sekitar 1400 tahun yang lalu, diyakini menjamin kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, dimana kehadiaran agama ini dituntut agar bisa menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Al-qur’an dan Hadits tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.

Itulah kemuliaan ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. dan sebagai ajaran yang rahmatan lil alamin (rahmat seluruh alam). Sebagai pengikut ajaran Nabi, kita wajib memelihara dan menjaga dalam kehidupan serta mennyebarkan ajaran agama islam.

Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak begitu paham tentang islam. Bahkan hal-hal mendasar seperti kewajiban dalam islam yakni rukun islam dan rukun iman. Terlebih ilmu islam yang medalam. Karena dalam islam sumber ilmunya sangatlah banyak. Salah satu sumber utamanya adalah Quran dan Hadist. Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malakiat Jibril sebagai petunjuk untuk umat manusia. Sementara Hadist adalah berbagai aktivitas Nabi seperti ucapan dan perbuatan yang dituliskan oleh para sahabat Nabi sebagai sumber dasar hukum setelah Quran.

Selain itu pokok-pokok ajaran Islam dan sejarah realitas pelaksanaannya merupakan bagian yang perlu dikaji. Dalam kajian ini diperlukan beberapa pendekatan studi Islam sehingga pemahaman tentang studi Islam dapat dengan mudah tercapai. Pemahaman itu perlu didekati dengan berbagai dimensi, di antaranya mengenai makna tentang Islam salah satunya pendidikan islam.

 

 

 

1.2           Rumusan Masalah

Berdasarkan  latar  belakang  diatas tentu memunculkan berbagai pertanyaan dalam permasalahan sebagai berikut :

 

1.    Apakah yang dimaksud studi Islam dalam pendekatan pendidikan ?

2.    Mengapa pendidikan dalam Islam perlu dikembangkan dan dikaji ?

3.    Bagaimana metode-metode pendidikan dalam Islam ?

 

1.3           Tujuan

 

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

1.              Untuk memahami arti pendidikan

2.              Mendorong para generasi muda untuk menempuh dunia pendidikan

3.              Untuk mengetahui pentingnya pendidikan dalam Islam

4.              Untuk mengetahui metode pendidikan dan pengajaran dalam islam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

Pembahasan

 

 

2.1         Studi Islam dalam pendekatan pendidikan

 

A.             Pengertian Studi Islam

 

Studi merupakan penelitian, kajian, atau telaahan. Sedangkan studi kasus berarti pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.[1]Kata Studi Islam secara Etimologi (bahasa) merupakan gabungan dari dua kata yaitu Studi dan Islam.

Kata studi sendiri memiliki banyak makna, diantaranya Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu Study, yang berarti mempelajari atau mengkaji. Menurut Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar atau meningkatkan suatu keterampilan.

Menurut Muhammad Hatta Studi adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu pula. Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima dan aslama. Salima mengandung arti selamat, tunduk, dan berserah. Sedangkan aslama juga mengandung arti kepatuhan, ketundukan, dan berserah. Yang disebut dengan muslim adalah orang yang tunduk, patuh, dan berserah diri sepenuhnya kepada ajaran Islam dan akan selamat dunia dan akhirat.[2]

 

 

 

 

 

B.  Pengertian Pendidikan

 

Pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa, definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuanketerampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.[3]

Pengertian Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem dan proses yang melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah komponen tujuan, pendidik, peserta didik, alat, lingkungan/lembaga, kurikulum dan evaluasi. Antara satu komponen dan komponen yang lainnya saling bekerja sama dalam mencapai tujuan. Apabila ada komponen yang baik, tetapi juga ada yang jelek, maka tujuan tidak akan tercapai dengan baik.

Meskipun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau lebih tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib dari suatu komunitas atau bahkan suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada perkembangan pendidikan.“Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.”

 Jadi studi Islam dalam pendekatan pendidikan adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu dalam Agama Islam dengan pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

 

 

2.2           Pentingnya pendidikan dalam Islam untuk dikembangkan dan dikaji

 

Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan antara lain; Menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat.

           

1.     Al-Quran Surah Al-Baqarah 2 : 31

(Dan Ia telah mengajarkan Nabi Adam akan segala nama benda dan gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu ia berfirman “Terangkanlah kepadaKu nama benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar.”)

 

Ayat di atas menjelaskan bahwa dahulu waktu Nabi Adam diciptakan, Nabi Adam sudah mendapat pengajaran dari Allah Swt. secara langsung dengan dipelajarinya nama benda-benda.

 

2.     Al-Quran Surah Al-Alaq 96 : 1-5

(Bacalah (Wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.)

 

Ayat ini memberi isyarat dan perintah yang amat jelas dalam bidang pendidikan. Perkataan iqra’ (bacalah) yang disebutkan oleh malaikat Jibrail  berulang-ulang kali kepada Rasulullah saw menegaskan supaya umat manusia belajar, mengkaji dan mencari ilmu. Jika diteliti secara lebih mendalam, ayat ini mendidik dan mengajak orang yang beriman supaya menjadi orang yang berilmu (Mohd.Yusuf 2002). Petunjuk awal ini jugalah yang telah mendorong Rasulullah saw menjadikan aspek pembinaan peribadi cemerlang fizikal, mental dan spiritual mendahului segala agenda lain yang bersifat duniawi, material dan pembangunan fizikal (Zainuddin Jaafar 2003).

Berdasarkan ayat ini juga, ulama membuat kesimpulan bahawa belajar atau mencari ilmu itu adalah wajib terutamanya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama Islam (Mohd. Yusuf 2002). Kejadian Allah yang sangat luas memerlukan kajian yang mendalam, memerlukan manusia menggunakan akalnya dan memperoleh pengetahuan yang tinggi. Penguasaan ilmu adalah amat dituntut oleh Islam. Justeru itu, Islam mewajibkan setiap umatnya, lelaki atau perempuan menuntut ilmu. Kewajipan ini juga bertujuan supaya umat Islam itu tergolong dalam umat Islam yang cerdas dan terhindar dari kejahilan.

 

3.     Surah al-Mujadalah (58: 11)

(Allah mengangkat darjat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa darjat.)

 

            Ayat di atas merupakan sebuah motivasi bagi orang-orang Islam untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu manusia dimuliakan dari segala makhluk. Pentingnya menuntut ilmu untuk kaum muslim agar terhindarnya kebodohan dan kejumudan. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Quran yang menerangkan tentang pentingnya suatu pendidikan.

 

Konsep tujuan pendidikan menurut Omar Muhammad At-Taumy Asy-Syaibani, adalah perubahan yang diinginkan melalui proses pendidikan baik pada tingkah laku individu pada kehidupan pribadinya, pada kehidupan masyarakat dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan dan pengajaran itu sendiri sebagai suatu aktivitas dan sebagai proporsi di anatara profesi dalam masyarakat. (As-Syaibani, 1979 : 399)

Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan apabila tidak ada perubahan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan telah dilaksanakan. Pendidikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang berproses melalui beberapa tahap dan tingkatan-tingkatan yang mempunyai tujuan yang bertahap dan bertingkat pula. Tujuan dari pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis melainkan suatu keseluruhan dan kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kepribadiannya.

Tujuan pendidikan sendiri sangat banyak, salah satunya seperti yang tercantum dalam undang undang yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.[4]

      Untuk mencapai tujuan pendidikan harus dilaksanakan dengan usaha semaksimal mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal. Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi berikut[5] :

 

1.     Tujuan pendidikan jasmani (al~ahdaf al~jismiyyah)

 

Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui keterampilan-keterampilan fisik.Ia berpijak pada pendapat dari Imam Nawawi yang menafsirkan “al~qawy” sebagai kekuatan iman yang ditopang oleh kekuatan fisik.(QS. Al~Baqarah (2) : 247 dan Al~Anfal (8) : 60)

 

2.     Tujuan pendidikan ruhani (al~ahdaf ar~ruhaniyyah)

 

Meningkatkan jiwa dan kesetiaan yang hanya kepada Allah Swt. Semata dan melaksanakan moralitas islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan cita-cita ideal dalam Alquran (QS. Ali Imran (3) : 19). Indikasi pendidikan ruhani adalah tidak bermuka dua (QS. Al-Baqarah (2) : 10), berupaya memurnikan, dan menyucikan diri manusia secara individual dari sikap negative   (QS. Al-Baqarah (2) : 126), inilah yang disebut dengan tazkiyyah (purification) dan hikmah (wisdom)

 

3.     Tujuan pendidikan akal (al~ahdaf al~’aqliyyah)

 

Memberikan pengarahan untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang berhubungan peda peningkatan iman kepada Sang Pencipta. Tahapan pendidikan akal ini adalah :

a.      Pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin) (QS. At-Takatsur (102):5);

b.     Pencapaian kebenaran empiris (‘ain al-yaqin) (QS. At-Takatsur (102) :5);

c.      Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) (QS. Al-Waqiah (56) : 95).

 

4.     Tujuan pendidikan sosial (al~ahdaf al~ijtima’iyyah)

Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh, yang menjadi bagian dari komunitas sosial.Identitas individu disini tercermin sebagai “an-nas” yang hidup pada masyarakat plural (majemuk).

 

2.3  Metode Pendidikan dan Pengajaran dalam Islam

 

A.    Pengertian Metode dan Pendekatan

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan” atau “cara”[6]. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan[7]. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :

1.     Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan[8]

2.     Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur[9]

3.     Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.

4.     Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.[10]

 

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :

1.Adanya tujuan yang hendak dicapai

2.Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan

3.Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung

4.Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

 

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan[11] dapat juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.

B.    Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode mengajar dalam istilah pendidikan disebut  metodologi. A.G. Sujono berpendapat bahwa metodologi adalah “cara meyajikan bahan pelajaran yang disebut dengan metode mengajar. Guru wajib mengetahui dan mempraktekkan agar terhindar dari pendewaan satu metode saja[12]. Menurut Abu Ahmadi menyatakan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk tujuan tertentu.

Mengajar merupakan menyajikan atau menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan mengajar adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Demikian juga dengan Pendidikan Agama Islam, pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam juga tidak akan berhasil dengan baik tanpa menggunakan metode yang tepat. Tata cara atau metode dalam menyampaikan materi bidang studi Pendidikan Agama Islam diantaranya,

sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT  dalam Q.s : an-Nah:125 :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( QS. AnNahl : 125 )

Dari ayat di atas dapat diambil suatu petunjuk pokok dalam menerapkan pendidikan yang diambil sebagai metode pengajaran agama Islam, yaitu : 

a. Dengan hikmah (bijaksana)

b. Dengan  pengajaran yang baik 

c. Dengan berdiskusi

Dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dikemukakan delapan metode pengajaran agama Islam yaitu :

1.     Metode ceramah 

Metode ceramah adalah suatu metode di dalam proses belajar mengajar, dimana cara menyampaikan materi kepada anak didik dengan penuturan atau lisan”[13]. Metode ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang sering digunakan di sekolah dan merupakan metode yang efektif karena dari segi waktu, tenaga dan alat yang terbatas pedidik dapat menyampaikan informasi. Dalam buku Metodik Pendidikan Agama dikatakan bahwa metode ceramah tepat dipergunakan sebagai berikut :

a.      Apabila akan menyampaikan bahan atau materi kepada orang banyak.

b.     Apabila penceramahnya orang pembicara yang baik dan  berwibawa.

c.      Apbila tidak ada waktu utnuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak.

d.     Apabila bahan atau materi yang akan disampaikan hanya merupakan   keterangan atau penjelasan.

 

2.     Metode tanya jawab 

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.[14] Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian murid dengan berbagai cara atau sebagai aperseppsi selingan dan evaluasi. Metode ini sangat baik digunakan untuk membangkitkan kreativitas siswa siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang memakan banyak waktu dan kemungkinan penyimpangan dari pokok permasalahan.

3.     Metode Diskusi

Metode diskusi adalah “salah satu alternatif metode/cara yang dapat dipakai oleh salah seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa”[15]. khusus dalam Pendidikan Agama Islam, metode diskusi dapat dimanfaatkan suatu untuk mengembangkan sikap tenggang rasa serta keberanian mengemukakan pendapat masing-masing sesuai dengan ajaran Islam yang paling baik. Dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam dinyatakan bahwa metode diskusi tepat digunakan untuk:

a.      Apabila ada soal-soal atau masalah yang sebaiknya pemecahannya diserahkan kepada            murid-murid

b.     Untuk mencari keputusan atau pendapat bersama mengenai masalah

c.      Untuk menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirnya secara terarah dan dapat diterima orang lain.

d.     Untuk membiasakan anak didik suka mendengarkan pendapat orang lain. Sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan sifat terbuka.

 

4.     Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah cara pengajaran pendidik dan peserta didik bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi”. Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu, seperti pelajaran kimia, IPA, PAI dan lain-lain. Metode eksperimen dalam pembelajaran PAI contohnya setelah pendidik menyampaikan materi atau teori pembelajaran tentag tata cara berwuduk yang baik dan benar , maka pendidik dan peserta didik melakukan percobaan untuk melaksanakan bagaimana tata cara berwuduk yang baik dan benar. 

5.     Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seseorang guru atau orang lain sehingga yang sengaja diminta atau siswa sendiri yang ditunjuk untuk memperlihatkan kepadakelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.Keuntungan metode ini adalah akan dapat mengubah cara memberikan pelajaran dari yang biasa kepada cara yang lebih mendidik, baik dan menarik. Sehingga peserta didik dapat melihat, mendengarkan penjelasan dan melakukan sendiri. Sementara kelemahannya salah satunya adalah banyak memerlukan waktu, kemudian jika alat peraga kurang mencukupi dan kurang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan mengakibatkan metode demonstrasi ini kurang memuaskan dan tertib.

6.     Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas ini sering disebut dengan metode pekerjaan rumah. Metode pemberian tugas adalah metode, dimana peserta didik diberi tugas khususnya di luar jam belajar”[16]. Metode ini sangat baik untuk merangsang peserta didik agar lebih aktif dan rajin serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Namun disamping itu ada kelemahannya, yaitu: sering kali pekerjaan rumah dikerjakan orang lain sehingga anak didik tidak mengerti tentang pelajaran itu, dengan demikian tujuan pelajaran tidak tercapai.

 

 

 

7.      Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa peserta didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong. Metode kelompok ini digunakan apabila ada kekurangan alat dan fasilitas pelajaran di kelas misalnya dalam satu kelas hanya ada beberapa  buku saja maka peserta didik dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas. 

8.     Metode karya wisata

Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak peserta didik ke luar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Dengan adanya metode karya wisata maka peserta didik dapat dengan jelas memberikan pengertian terhadap pokok permasalahan kemudian untuk membangkitkan rasa cinta dan menumbuhkan kesadaran yang tinggi dalam pribadi peserta didik terhadap lingkungan sebagai alam ciptaan Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

Kesimpulan

 

Studi Islam dalam pendekatan pendidikan adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu dalam Agama Islam dengan pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dengan mengetahui betapa pentingnya arti pendidikan dalam suatu bangsa, terlebih lagi pendidikan islam, diharapkan manusia akan berlomba-lomba dalam menuntut ilmu, dan mengamalkannya.

Seperti kata Prof. Dr. Daoed Joesoef “Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang maju, yang tidak didukung pendidikan yang kuat”.  Bukan menjadi rahasia umum jika maju tidaknya suatu Negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dengan pendidikan yang baik akan tercetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Sama halnya dengan pendidikan pengetahuan umum, pendidikan islam sangat penting bagi terbentuknya karakter bangsa. Dengan adanya pemahaman agama yang baik, akan muncul karakter yang baik pula. Karena mereka yang paham akan agama akan menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang mereka terima sesuai dengan dasar agama islam.

Metode - metode pembelajaran islam pun juga sangat beragam, tergantung situasi dan kondisi masing - masing daerah. Ada Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode Diskusi, Metode eksperimen, Metode demonstrasi, Metode pemberian tugas, Metode kerja kelompok, Metode karya wisata. Ada juga metode pembelajaran ilmiah, karakteristik yang mempelajari ilmu ilmu tentang alam semesta ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Ahmadi, Abu. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: Amrika, 2002

Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia, 2005

 

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2003

Khoiriyah. Memahami Metodologi Studi Islam. Yogyakarta : Teras, 2013

Mohammad, Omar. Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang 1979

Nizar, Samsu dan Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta : Kalam mulia, 2009

Nizar, Samsu dan Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam mulia, 2009

Ramayulis. ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008

Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam nuria, 1990

Surakhmad. Pengantar interaksi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito, 1998

 

 



[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia

[2] Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam. (Yogyakarta:Teras, 2013) hlm. 19-20

[3] Wikipedia, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, pada tanggal 24 November 2018

[4] UU No. 20 Tahun 2003

[5] Abd Ar-Rahman Shaleh Abd Allah. Educational Theory, a Qur’anic Outlook (terj. Arifin HM, 1991: 138-153)

 

[6] Ramayulis dan Samsu Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta : Kalam mulia, 2009), hal 209

 

[7] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta : Kalam Mulia 2008), hal. 2-3

 

[8] Surakhmad. Pengantar interaksi Belajar Mengajar. (Bandung : Tarsito 1998), hal. 96

 

[9] Abu Ahmadi. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung : Pustaka Setia 2005), hal. 52

 

[10] Omar Mohammad. Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang 1979), hal.553

[11] Ramayulis dan Samsu Nizar. Filsafat Pendidikan Islam, hal 209

 

[12] Abu Ahmadi. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Bandung: Amrika 2002), hal 16

 

[13] Armai Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers 2003), hal 140

 

[14] Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam . (Jakarta: Kalam Mulia 2008),  hal 193

 

[16] Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. hal 145

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH || Amsal dalam Al-Qur’an

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN LINGKUNGAN “ PELAKSANAAN SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO”

MAKALAH || Manusia, Moralitas, dan Hukum